Jatengvox.com – Pemerintah semakin menaruh perhatian besar terhadap pendidikan vokasi, khususnya politeknik, sebagai motor penggerak lahirnya talenta digital nasional.
Di tengah percepatan transformasi industri berbasis teknologi, politeknik dinilai memiliki posisi strategis dalam mencetak tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan dunia digital masa kini.
Menurut Kepala Badan Pengembangan SDM Komunikasi dan Digital (Komdigi) Bonifasius Wahyu Pujianto, politeknik bukan sekadar lembaga akademik, tetapi juga pusat pelatihan yang menyiapkan lulusan siap pakai.
“Pendidikan vokasi, termasuk politeknik, menjadi ujung tombak dalam menyiapkan tenaga profesional yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja digital,” ujarnya di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Kurikulum politeknik saat ini dirancang agar selaras dengan kebutuhan industri. Mahasiswa tidak hanya dibekali teori, tetapi juga kemampuan praktis dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Pendekatan berbasis industri ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah.
Langkah ini sejalan dengan visi Komdigi untuk mempercepat pengembangan talenta digital nasional.
Salah satu upaya konkret yang sedang dilakukan adalah membangun basis data pelatihan digital terpadu, guna memetakan potensi dan kebutuhan pelatihan di berbagai sektor.
“Dengan data yang terintegrasi, kita bisa memastikan pelatihan digital di Indonesia lebih terarah dan berdampak nyata bagi masyarakat,” tambah Bonifasius.
Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan ekosistem digital yang kuat.
Pemerintah menekankan pentingnya sinergi antara lembaga pendidikan, pelaku industri, dan pihak pemerintah agar program pelatihan maupun sertifikasi memiliki standar kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menuturkan bahwa pengembangan basis data pelatihan digital ini juga akan membantu pemerintah dalam membangun peta keterampilan nasional (national skill map).
“Tujuannya agar kita memiliki desain data pelatihan dan talenta digital yang komprehensif. Karena pertumbuhannya cepat, kita perlu mengonsolidasikan semua datanya,” ungkap Nezar.
Ia menambahkan, konsolidasi tersebut tidak hanya fokus pada jumlah peserta, tetapi juga mencakup jenis kompetensi yang telah dilatih, sehingga kebijakan pengembangan SDM digital dapat lebih tepat sasaran.
Editor : Murni A