Jatengvox.com – Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Penasihat Khusus Sekjen PBB bidang Kesehatan Keuangan, Ratu Máxima, berlangsung hangat di Istana Negara, Jakarta. Usai berdiskusi mengenai berbagai isu keuangan inklusif, keduanya terlibat dalam momen simbolis: pertukaran cendera mata yang menggambarkan persahabatan panjang Indonesia dan Belanda.
Ratu Máxima hadir bukan sebagai anggota keluarga kerajaan, tetapi menjalankan tugasnya sebagai penasihat khusus PBB—peran yang melekat pada latar belakangnya sebagai ahli keuangan sebelum menikah dengan Raja Willem Alexander.
Presiden Prabowo menyiapkan tiga cendera mata yang sarat makna budaya. Pertama, sebuah vas khas Pesisir Utara Jawa, yang dikenal dengan sentuhan seni pesisirnya yang kuat.
Kedua, selembar batik sutra handmade motif Boketan dari Pekalongan—motif klasik yang melambangkan keanggunan dan tradisi panjang perbatikan Jawa. Terakhir, sebuah miniatur rumah adat tradisional dari Sulawesi.
Prabowo sendiri yang menjelaskan asal-usul barang-barang tersebut kepada Ratu Máxima, menunjukkan perhatian sekaligus kebanggaan terhadap identitas budaya Indonesia.
Ratu Máxima membalas dengan memberikan buku fotografi bertajuk Between The Sea & The Sky, karya Jimmy Nelson.
Buku ini dikenal memuat potret budaya dan masyarakat dunia, sebuah bingkisan yang terasa pas mengingat konteks diplomasi budaya dalam kunjungannya.
Ada satu momen menarik yang mencuri perhatian: Ratu Máxima juga membawa hadiah kecil untuk kucing peliharaan Presiden Prabowo, Bobby Kartanegara.
Sebuah boneka dengan jersey oranye—warna kebanggaan Belanda. Gestur ringan tersebut membuat suasana pertemuan terasa lebih personal dan bersahabat.
Ratu Máxima lahir di Buenos Aires pada 17 Mei 1971. Ia tumbuh dalam keluarga yang dekat dengan dunia publik—sang ayah pernah menjabat Menteri Pertanian Argentina.
Kariernya di bidang keuangan membawanya bekerja di beberapa institusi global sebelum akhirnya menjadi anggota keluarga kerajaan Belanda.
Pengalamannya di sektor keuangan inilah yang membuat Sekjen PBB menugaskannya sebagai Penasihat Khusus bidang keuangan inklusif. Perannya seringkali membawa dirinya ke berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.
Editor : Murni A













