Jatengvox.com – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) kembali menghadirkan inovasi ramah lingkungan melalui pembuatan Rocket Stove, tungku pembakaran biomassa efisien yang difungsikan untuk mengolah sampah kering di Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Desa Gebugan, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
Inovasi ini dikembangkan sebagai bagian dari program desa binaan, dengan melibatkan mahasiswa, perangkat desa, serta warga sekitar.
Pemerintah Desa Gebugan turut memberikan dukungan penuh dalam perizinan dan fasilitas pelaksanaan kegiatan.
Pembuatan Rocket Stove dilaksanakan pada Selasa, 14 Oktober 2025 selepas Ashar, dengan tahapan kerja yang meliputi survei lokasi, pendesainan, perencanaan teknis, pekerjaan persiapan, pengukuran (bowplank), pembangunan pondasi, hingga penyelesaian bangunan.
Teknologi ini menggunakan prinsip pembakaran vertikal — di mana sampah kering dimasukkan dari atas, sementara api dinyalakan dari bawah menggunakan kayu bakar atau bahan mudah terbakar.
Sistem ini memungkinkan sirkulasi udara optimal sehingga proses pembakaran lebih cepat, panas lebih besar, dan emisi asap berkurang drastis dibandingkan metode konvensional.
Dalam pelaksanaannya, tim mahasiswa juga memanfaatkan perangkat teknologi seperti SketchUp (3D) untuk desain visual, AutoCAD (2D) untuk rancangan teknis, serta Microsoft Excel untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Adapun material yang digunakan meliputi besi Ø10 polos (17 meter), hebel (85 buah), lem hebel (60 kg), usuk kayu, serta perlengkapan konstruksi seperti tali dan paku.
Pembangunan Rocket Stove ini turut didukung oleh TB Tata Tirta sebagai donatur utama, dengan pemilik toko, Bapak Muhammad Abu Dharin, yang memberikan potongan harga sebesar 20%, bantuan dana Rp300.000, dan pengiriman material secara gratis.
Dalam uji coba, tim KKN menjelaskan bahwa Rocket Stove ini dirancang agar hasil pembakaran lebih efisien dan tidak menyebar ke lingkungan sekitar.
“Rocket Stove ini didesain sedemikian rupa agar proses pembakaran lebih optimal dan menghasilkan asap yang jauh lebih sedikit dibanding cara konvensional. Uji coba kami lakukan menggunakan sampah organik dan anorganik kering agar lebih mudah terbakar. Kami juga memberi catatan agar masyarakat tidak menggunakan sampah basah, terutama jenis popok,” ungkap perwakilan mahasiswa KKN.
Kegiatan pembangunan yang berlangsung selama dua hari ini diakhiri dengan peresmian oleh Ibu Sekretaris Desa Gebugan, mewakili Kepala Desa, serta dihadiri oleh pengurus TPS, warga sekitar, dan seluruh mahasiswa KKN.
Melalui inovasi ini, diharapkan Desa Gebugan dapat memiliki sarana pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan, sekaligus menjadi contoh penerapan teknologi tepat guna di wilayah pedesaan.
Editor : Murni A