KKN UIN Walisongo Semarang Posko 41 Ikut Lestarikan Tradisi Macanan di Dusun Wirogomo

Sabtu, 2 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jatengvox.com – Warga Dusun Wirogomo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, kembali melaksanakan tradisi Macanan yang digelar setiap tanggal 1 hingga 7 Agustus.

Tradisi ini telah berlangsung sejak zaman dahulu dan menjadi bentuk sedekah bumi serta ungkapan syukur kepada Allah SWT atas keselamatan dan hasil panen yang telah diterima.

Macanan bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat.

Selama satu minggu, masyarakat menjalankan tradisi ini dengan penuh kekhusyukan, tanpa ada perbedaan dari pelaksanaan di masa lalu. Semuanya masih sama: sederhana, sakral, dan menyentuh.

Baca juga:  Mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 24 Gelar Pelatihan Hidup Bersih dan Sehat di KB Boegenviel di Desa Banjarejo

“Tradisi Macanan ini sudah dari dulu. Kami tetap jalankan seperti biasa, nggak ada yang berubah. Intinya untuk bersyukur dan minta keselamatan untuk seluruh masyarakat,” ujar Ibu Narsih, salah satu tokoh masyarakat yang masih setia menjaga tradisi ini.

Ia menekankan bahwa makna utama dari tradisi ini adalah sedekah bumi, sebagai bentuk penghormatan pada alam dan doa agar desa selalu diberi perlindungan.

Salah satu ciri khas tradisi Macanan adalah setiap rumah membuat jenang sendiri. Proses pembuatannya pun dilakukan secara tradisional, menggunakan santan, gula aren, beras ketan, dan bumbu rempah, yang dimasak perlahan hingga delapan jam lamanya.

Baca juga:  Exploring the Nutritional Benefits of Fruits in a Healthy and Balanced Diet

“Kami merasa bangga bisa menjadi bagian dari tradisi Macanan. Ini pengalaman yang sangat berharga yaitu menyatu dengan nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat,” ungkap salah satu mahasiswa KKN.

Tradisi ini menjadi ruang untuk mempererat hubungan antarmasyarakat. Macanan di Wirogomo menjadi contoh nyata bagaimana warisan budaya bisa terus hidup jika dijaga dengan kesadaran kolektif.

Di tengah zaman yang berubah cepat, masyarakat Wirogomo memilih tetap setia pada tradisi yang telah diwariskan oleh para sesepuh.

Editor : Murni A

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel jatengvox.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Menutup Pengabdian, Membuka Kenangan: Malam Doa Bersama dan Perpisahan KKN Reguler 85 Posko 01 Desa Cening
KKN Reguler 85 Hadirkan Inovasi Keselamatan Jalan di Desa Cening: 50 Reflektor Dipasang di Titik Rawan
Momentum Hari Santri Nasional, Posko 21 KKN UIN Walisongo Desa Kliris Dorong Lahirnya Generasi Santri Berprestasi
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 35 Ikut Serta dalam Pertemuan Rutin Kader Posyandu Desa Limbangan
Mahasiswa KKN Tematik UPGRIS Gelar Workshop Pembuatan Briket Arang di Desa Delik
Kolaborasi KKN Posko 10 dan Warga Pongangan: Ciptakan Sabun Ramah Lingkungan dari Eco Enzyme
Exploring the Nutritional Benefits of Fruits in a Healthy and Balanced Diet
The Art of Public Speaking: Tips and Techniques for Delivering a Powerful Presentation

Berita Terkait

Rabu, 26 November 2025 - 17:52 WIB

Menutup Pengabdian, Membuka Kenangan: Malam Doa Bersama dan Perpisahan KKN Reguler 85 Posko 01 Desa Cening

Minggu, 23 November 2025 - 17:48 WIB

KKN Reguler 85 Hadirkan Inovasi Keselamatan Jalan di Desa Cening: 50 Reflektor Dipasang di Titik Rawan

Senin, 27 Oktober 2025 - 08:01 WIB

Momentum Hari Santri Nasional, Posko 21 KKN UIN Walisongo Desa Kliris Dorong Lahirnya Generasi Santri Berprestasi

Minggu, 19 Oktober 2025 - 06:48 WIB

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 35 Ikut Serta dalam Pertemuan Rutin Kader Posyandu Desa Limbangan

Senin, 29 September 2025 - 08:52 WIB

Mahasiswa KKN Tematik UPGRIS Gelar Workshop Pembuatan Briket Arang di Desa Delik

Berita Terbaru