Jatengvox.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Posko 73 resmi mengakhiri masa pengabdian selama 45 hari di Desa Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Malam perpisahan yang diselenggarakan pada 27 Agustus 2025 pukul 19.00 WIB ini berlangsung penuh haru, yang dihadiri oleh warga desa, perangkat desa, serta seluruh anggota KKN Posko 73.
Kegiatan diawali dengan pra-acara berupa penampilan banjari yang dibawakan langsung oleh anggota KKN Posko 73.
Lantunan sholawat tersebut menghadirkan suasana religius dan menjadi pembuka syahdu bagi para hadirin.
Acara dilanjutkan dengan pembukaan resmi, diawali pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta sambutan dari Kepala Desa Karangduren.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa terima kasih atas kontribusi aktif mahasiswa KKN dalam membantu masyarakat desa, serta berharap kerja sama dan silaturahmi dapat terus terjalin.
“Selama 45 hari ini, kalian sudah menjadi bagian dari keluarga besar Desa Karangduren. Baru kali ini ada Tim KKN yang aktif dan punya banyak program unggulan sendiri, terima kasih banyak atas kerja kerasnya. Kami juga merasa sangat terbantu dengan kehadiran adik-adik mahasiswa KKN kali ini. Semoga segala ilmu dan berbagai pengalaman di sini menjadi bekal berharga ke depannya,” ujar Kepala Desa dalam sambutannya.
Momentum kebersamaan ini diabadikan dalam sesi foto bersama antara warga, perangkat desa, dan seluruh anggota KKN.

Tak hanya itu, beberapa perwakilan mahasiswa turut menyampaikan ungkapan terima kasih dan kesan selama menjalani pengabdian di Desa Karangduren.
“Kami sangat berterima kasih atas sambutan hangat dari warga Karangduren. 45 hari yang penuh kerja sama dan kebersamaan ini benar-benar meninggalkan kesan mendalam bagi kami. Kami merasa seperti bagian kecil dari keluarga di sini, dan semoga kebaikan yang telah terjalin terus berlanjut,” ujar Koordinator Desa Posko 73 dengan penuh rasa haru.
Sebelum acara ditutup, tim KKN Posko 73 menayangkan beberapa video dokumenter, di antaranya lagu berjudul Ini Desaku, lalu disusul dengan video profil Desa Karangduren yang menyoroti potensi dan kearifan lokal.
Dokumenter terakhir menampilkan rangkaian kegiatan KKN Posko 73 selama 45 hari yang menampilkan berbagai program kerja dan interaksi antara mahasiswa dan warga. Ketiganya menjadi media refleksi sekaligus pengingat atas dinamika, perjuangan, serta kebersamaan yang telah dibangun.
Usai penayangan video, seluruh hadirin melaksanakan prosesi mushafahah sebagai simbol perpisahan dan doa untuk kebaikan bersama.
Suasana haru begitu terasa saat masing-masing pihak saling mengucapkan terima kasih dan selamat jalan.
Sebagai penutup, Koordinator Tim KKN Posko 73 mewakili seluruh anggota menyerahkan cinderamata kepada Kepala Desa Karangduren sebagai simbol terima kasih atas kerja sama yang luar biasa selama masa pengabdian.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sarasehan sederhana yang menjadi momen untuk berdiskusi dan refleksi antara warga dan mahasiswa.
Dalam suasana santai namun hangat, banyak petuah, harapan serta doa yang disampaikan, baik untuk kelanjutan program yang telah dirintis, maupun untuk kehidupan setiap individu setelah pengabdian berakhir.
“Semua perjalanan harus diniatkan untuk belajar, jadi jika terdapat suatu kesalahan yang ada itu sebuah hal yang wajar, karena pada hakikatnya semua itu sama-sama belajar,” nasihat salah satu perangkat Desa Karangduren.
Malam perpisahan ini menandai selesainya dedikasi mahasiswa Tim KKN Posko 73, namun juga menjadi awal dari hubungan kekeluargaan yang lebih terjalin antara mahasiswa dan warga Desa Karangduren.
Sebuah perpisahan yang tidak mengakhiri, melainkan menguatkan bahwa kebersamaan dan pengabdian akan selalu diingat serta menjadi bagian penting dalam perjalanan kehidupan.
Penulis: Aqila Farah Nafiatuzzahra & Rasyailendrawi Hayyun