Jatengvox.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengintensifkan langkah mitigasi dengan menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) secara serentak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Langkah ini menjadi respons cepat terhadap meningkatnya curah hujan yang memicu bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan bahwa intervensi cuaca diperlukan untuk menekan potensi hujan deras di zona rawan banjir dan longsor.
“Kami melaksanakan OMC di masing-masing provinsi,” ujarnya dalam keterangan resmi.
OMC di Aceh mulai dijalankan pada Jumat (28/11) menggunakan pesawat PK-SNP dari Posko Bandara Sultan Iskandar Muda.
Di Sumatera Utara, operasi telah bergerak lebih cepat dengan empat sortie sejak Kamis dan membawa total 3.200 kilogram bahan semai untuk memecah awan hujan.
Sementara itu, Sumatera Barat dijadwalkan memulai OMC pada Sabtu dengan dua pesawat, PK-DPI dan PK-SNK, yang akan beroperasi dari Bandara Internasional Minangkabau.
Seluruh rangkaian operasi ini difokuskan pada pengurangan potensi hujan ekstrem yang berpotensi memperburuk kondisi di daerah terdampak.
Langkah modifikasi cuaca ini bukan hanya bersifat teknis, tetapi strategi pencegahan agar banjir dan longsor tidak meluas.
Di beberapa daerah, curah hujan tinggi beberapa hari terakhir membuat infrastruktur tertekan, lahan permukiman terendam, dan ribuan warga harus mengungsi.
BNPB juga memperkuat manajemen penanganan darurat. Suharyanto saat ini memimpin langsung koordinasi dari Silangit bersama Deputi Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan.
Dalam waktu dekat, ia dijadwalkan meninjau lokasi terdampak di Aceh yang kini berada di bawah penanganan Deputi Rehabilitasi.
Untuk Sumatera Barat, Sekretaris Utama BNPB Rustian ditugaskan mengoordinasikan langkah darurat di lapangan sambil memastikan distribusi bantuan berjalan tanpa hambatan.
Di sejumlah titik, proses evakuasi dan penghimpunan data masih terus dilakukan oleh BPBD dan aparat setempat.
Data BNPB terbaru mencatat 174 warga meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi yang melanda tiga provinsi tersebut.
Sebanyak 79 orang masih dinyatakan hilang, sementara 12 lainnya mengalami luka-luka. Angka ini menunjukkan betapa beratnya dampak yang ditimbulkan hujan ekstrem dalam beberapa pekan terakhir.
Di Aceh, banjir besar membuat sejumlah kecamatan terisolasi dan memutus akses logistik. Sumatera Utara menghadapi situasi serupa di beberapa kabupaten yang berada di lereng bukit.
Adapun Sumatera Barat, selain banjir, juga mengalami longsor yang merusak fasilitas publik dan mengganggu aktivitas masyarakat.
BNPB menekankan bahwa serangkaian langkah mitigasi dan penanganan darurat yang dilakukan saat ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Pemerintah mengupayakan agar risiko bencana dapat ditekan semaksimal mungkin melalui pendekatan terpadu—mulai dari rekayasa cuaca, percepatan distribusi bantuan, hingga pemulihan infrastruktur dasar.
Editor : Murni A













