Jatengvox.com – Seluruh komisariat yang bernaung di bawah Korkom Walisongo secara resmi menyatakan sikap solid mendukung Muhammad Nabil Muallif sebagai Calon Ketua Umum HMI Cabang Semarang.
Dukungan kolektif ini bukan hanya bersifat seremonial, melainkan lahir dari pertimbangan yang matang, evaluasi internal yang panjang, serta kebutuhan cabang terhadap figur pemimpin yang memiliki fondasi perkaderan yang kuat.
Dalam forum konsolidasi dan deklarasi yang berlangsung pada Jum’at malam (14/11/2025), Panca Reza Fauzi Formatur HMI Korkom Walisongo menegaskan bahwa dukungan kepada Nabil adalah bentuk kesadaran strategis, bukan sekadar preferensi politik internal.
Mereka menilai bahwa kondisi organisasi belakangan ini membutuhkan pemimpin yang tidak hanya populer, tetapi juga memahami akar persoalan HMI.
“Perkaderan yang belum tertata rapi, belum terstruktur, dan belum terukur”, tutur Panca.
Wafiq Akbar Hasibuan Demisioner ketua Umum HMI Korkom Walisongo menyampaikan bahwa dukungan ini muncul berasal dari kesepakatan bersama dan Nabil adalah sosok yang tepat.
“Setelah mengalami diskusi dan dialog yang panjang, kita memutuskan mendukung Nabil Muallif. Nabil Muallif adalah sosok yang tepat membawa HMI Cabang Semarang dengan segenap rekam jejaknya,”ujarnya.
Argumentasi tersebut diperkuat dengan rekam jejak Nabil yang selama ini dikenal aktif. Beliau adalah ketua Umum HMI Komisariat Iqbal periode 2022-2023, Ketua Umum HMI korkom Walisongo periode 2023-2024 dan Ketua HMI Cabang Semarang bidang Pemberdayaan Anggota 2024- saat ini.
Dalam deklarasinya, Nabil Muallif menegaskan bahwa fokus utamanya adalah penataan dan pemantapan perkaderan sebagai fondasi seluruh gerak organisasi.
“Kita tidak bisa bicara besar tentang peran keumatan dan kebangsaan jika rumah kita sendiri belum tertata. Perkaderan adalah jantung HMI—jika jantung ini tidak dipelihara, maka seluruh organ lain akan melemah,” tegas Nabil.
Ia juga menekankan bahwa penguatan perkaderan bukan sebatas perbaikan teknis pada pelaksanaan LK, tetapi menyangkut pembenahan kultur intelektual, revitalisasi dan kristalisasi tradisi diskusi, hingga penguatan sinergi antar-komisariat agar tercipta alur kaderisasi yang selaras dari bawah hingga ke cabang.
Dukungan solid dari seluruh komisariat Korkom Walisongo menunjukkan bahwa konsolidasi yang dibangun Nabil bukanlah konsolidasi instan, melainkan hasil kedekatan emosional, intelektual, dan organisatoris yang terbangun selama proses panjang.
Kesolidan ini memberi sinyal bahwa kehadiran Nabil dalam kontestasi Cabang Semarang memiliki dasar legitimasi yang kuat.
Dengan argumen yang matang dan dukungan struktural yang kokoh, langkah Nabil Muallif menuju arena pemilihan Ketua Umum HMI Cabang Semarang dipandang sebagai salah satu poros penting yang akan menentukan arah organisasi pada periode mendatang.
Editor : Murni A













