Jatengvox.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Kelompok 35 turut mendampingi kegiatan belajar mengaji di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Dusun Susukan, Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Kegiatan TPQ yang rutin dilaksanakan setiap hari Senin hingga Jumat ini bertempat di Masjid Baiturrohmah dan gedung sekolah TPQ Dusun Susukan. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu menjadi waktu libur.
Mahasiswa KKN berinisiatif untuk turut serta membantu para ustaz dan ustazah dalam mendampingi proses belajar mengaji anak-anak di dusun tersebut.
Setiap sore, sekitar pukul 15.30, suasana TPQ sudah ramai oleh kehadiran anak-anak yang sebagian besar masih duduk di bangku sekolah dasar dan taman kanak-kanak. Mereka datang dengan semangat, duduk berjajar menunggu giliran membaca di hadapan ustazah maupun mahasiswa pendamping.
Kehadiran mahasiswa KKN menjadi warna baru dalam kegiatan TPQ. Anak-anak terlihat lebih antusias dan senang ketika belajar bersama “kakak-kakak KKN”.
“Kami merasa senang bisa ikut mengajar di TPQ Dusun Susukan. Selain menjadi pengalaman berharga, kami juga belajar tentang kesabaran dan cara mengajar anak-anak dengan pendekatan yang menyenangkan,” ujar Nila, mahasiswa KKN.
Mahasiswa dijadwalkan secara bergiliran, 3 hingga 4 orang setiap hari, untuk membantu proses pembelajaran.
Mereka turut membimbing anak-anak membaca Iqra’, memperbaiki makhraj huruf, serta memotivasi agar lebih tekun belajar Al-Qur’an.
Bagi mahasiswa yang memiliki latar belakang pendidikan, kegiatan ini juga menjadi wadah penerapan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah.
“Anak-anak jadi lebih semangat karena suasana belajarnya lebih hidup. Kalau diajar mahasiswa KKN, mereka merasa punya teman baru,” ujar Bu Muz, salah satu pengajar di TPQ Dusun Susukan.
Tak jarang, sebelum waktu belajar dimulai, anak-anak datang ke posko mahasiswa KKN untuk menjemput atau memastikan apakah kakak-kakak KKN sudah siap berangkat ke TPQ.
Sikap antusias itu menjadi bentuk kedekatan emosional yang terbangun antara mahasiswa dan anak-anak.
Dalam proses belajar, suasana sering kali diwarnai canda dan tawa khas anak-anak.
Namun ketika tiba giliran membaca, mereka kembali fokus dan berusaha menampilkan kemampuan terbaik.
Mahasiswa KKN pun memaknai kegiatan ini sebagai ladang amal dan pengalaman yang berharga.
“Kami berharap kehadiran kami dapat memberikan semangat belajar agama kepada adik-adik, sekaligus menjadi kontribusi kecil bagi penguatan nilai keagamaan di Dusun Susukan,” tambah Nila.
Kegiatan pendampingan TPQ ini menjadi bukti nyata keterlibatan mahasiswa dalam pengabdian di bidang spiritual dan pendidikan karakter masyarakat desa.
Dengan kegiatan seperti ini, mahasiswa tidak hanya mengajar, tetapi juga belajar tentang arti pengabdian, kedisiplinan, dan kebersamaan.
Editor : Murni A