Jatengvox.com – Ratusan anak berkumpul di Ballroom HNI Plaza, Jakarta, Minggu, 14 September 2025, dalam sebuah acara yang penuh haru: Aksi Solidaritas Anak Indonesia untuk Anak Palestina.
Gelaran ini diinisiasi Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al Aqsa (KPIPA) sebagai wujud kepedulian atas penderitaan anak-anak di Gaza yang menjadi korban konflik berkepanjangan.
Ketua KPIPA, Nurjanah Hulwani, menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar acara seremonial.
“Sejak Oktober 2023, serangan Israel membunuh lebih dari 18 ribu anak dan ribuan perempuan. Bahkan hingga Agustus 2025, ratusan anak meninggal akibat malnutrisi. Anak-anak Indonesia perlu belajar menunjukkan empati dan solidaritas sejak dini,” ujarnya.
Lebih dari sekadar dukungan moral, keterlibatan anak-anak Indonesia dalam acara ini menjadi bagian dari pendidikan karakter.
Mereka diajak mengenal nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, serta pentingnya solidaritas global.
Nurjanah menambahkan, suara anak-anak bisa menjadi tekanan moral bagi dunia internasional agar membuka akses bantuan kemanusiaan dan menghentikan pelanggaran hak asasi di Palestina.
“Ini adalah bentuk diplomasi masyarakat—suara anak-anak Indonesia bisa ikut menggema ke dunia,” tegasnya.
Suasana acara kian menyentuh ketika seorang anak berkebutuhan khusus melantunkan hafalan surat Al-Mulk.
Keharuan semakin terasa saat seorang bocah Gaza berusia delapan tahun, Syam Shuhaib, naik ke panggung bersama ibunya.
Dengan suara polos namun penuh luka, Syam bercerita bagaimana setiap pagi di Gaza diwarnai dentuman rudal.
“Kami anak-anak Gaza tidak dalam kondisi baik-baik saja. Teruslah memberi dukungan untuk kami. Jangan lupakan kami,” ujarnya.
Selain Syam, anak-anak Palestina lainnya turut menampilkan tari bela Palestina diiringi lagu Al Ardu Lana wal Qudsu Lana.
Sementara itu, anak-anak Indonesia membawakan teater, lagu Atuna Tufuli, serta deklarasi bertajuk Suara Anak Indonesia untuk Palestina.
Tak hanya penampilan, acara ini juga memberi ruang bagi kreativitas anak-anak. Mereka menulis surat cinta untuk teman-temannya di Palestina, dipandu oleh fasilitator.
Ada pula sesi dongeng interaktif “Palestina Berkisah” yang membuat anak-anak semakin antusias.
Editor : Hendra