Jatengvox.com – Kabar mengenai PHK Gudang Garam kembali mencuat setelah video perpisahan puluhan karyawan beredar di media sosial.
Video berdurasi 1 menit 17 detik itu menunjukkan momen emosional, di mana sejumlah pekerja berjabat tangan dan tampak haru saat meninggalkan pabrik rokok di Tuban, Jawa Timur. Beberapa dari mereka mengenakan kemeja dengan logo Gudang Garam yang khas di saku.
Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menanggapi kabar ini dengan hati-hati.
“Kami baru dapat kabar, telah terjadi PHK buruh di PT Gudang Garam. Kami akan cek dulu,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Sabtu.
Pernyataan ini menunjukkan langkah awal verifikasi informasi sebelum mengambil sikap lebih lanjut.
Iqbal menilai, jika informasi ini benar, fenomena tersebut merupakan cerminan lemahnya daya beli masyarakat yang kini mulai berdampak pada menurunnya produksi industri rokok.
“Kondisi ini tidak hanya soal perusahaan, tapi terkait konsumsi masyarakat yang menurun,” tambahnya.
Selain faktor daya beli, ada beberapa penyebab lain yang menurut Iqbal memperberat situasi perusahaan.
Keterbatasan pasokan tembakau, kurangnya inovasi produk untuk mengikuti tren pasar, serta tingginya pajak cukai rokok menjadi faktor utama yang melemahkan daya saing perusahaan.
Said Iqbal juga memperingatkan bahwa gelombang PHK ini bisa berdampak lebih luas daripada yang terlihat.
Tidak hanya buruh di PT Gudang Garam, tetapi juga pekerja tembakau, pengangkut logistik, sopir, pedagang kecil, hingga pemilik kontrakan dapat ikut merasakan imbasnya.
“Bisa jadi ratusan ribu buruh berpotensi kehilangan pekerjaan,” ujar Iqbal.
Pihaknya mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera menyiapkan langkah nyata.
Ia menekankan agar penanganan kasus ini tidak sekadar janji manis, seperti yang terjadi sebelumnya di kasus PHK massal Sritex, di mana pekerja bahkan disebut masih belum menerima hak tunjangan hari raya (THR).
Meski Iqbal menyoroti urgensi menyelamatkan industri rokok nasional agar tidak memicu lebih banyak PHK, ia juga menegaskan bahwa kampanye kesehatan tetap harus dijaga. Ini menjadi tantangan bagi industri, pemerintah, dan serikat pekerja untuk mencari solusi yang seimbang antara ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Editor : Murni A