Jatengvox.com – Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok di Kota Semarang menjadi salah satu tulang punggung pasokan listrik di Jawa Tengah.
Berada di bawah pengelolaan PLN Indonesia Power (IP), pembangkit ini menyuplai listrik bagi jutaan rumah tangga, fasilitas publik, hingga sektor industri yang tersebar di berbagai wilayah.
Dengan kapasitas netto mencapai 1.697 megawatt (MW), PLTGU Tambak Lorok menyumbang sekitar 42 persen kebutuhan listrik di Sub Sistem Tanjung Jati dan Ungaran.
Angka ini menjadikan Tambak Lorok sebagai salah satu pusat energi terbesar dan paling vital di Jawa Tengah.
Salah satu tonggak penting dalam perjalanan PLTGU Tambak Lorok adalah kehadiran Blok 3, yang mengusung teknologi pembangkit gas dan uap berkapasitas 779 MW.
Teknologi ini dikenal ramah lingkungan dan memiliki tingkat efisiensi tinggi, mendukung sistem kelistrikan Jawa, Madura, dan Bali (JAMALI).
“PLTGU Tambak Lorok Blok 3 ini merupakan pembangkit berteknologi modern dengan emisi rendah, yang mampu menjaga stabilitas sistem kelistrikan JAMALI,” ujar Direktur Operasi Pembangkit Gas PLN Indonesia Power, Purnomo, pada Selasa (11/11/2025).
Hingga September 2025, pembangkit ini telah memproduksi listrik sebesar 2.628 GWh. Adapun total kapasitas pembangkit listrik yang dikelola PLN Indonesia Power mencapai 13 GW, di mana sekitar 99 persen di antaranya dimiliki oleh PLN.
Anggota Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto yang meninjau langsung fasilitas tersebut menyebut PLTGU Tambak Lorok sebagai contoh nyata kemajuan teknologi energi di Indonesia.
“Teknologi di Blok 3 mampu mencapai efisiensi hingga 61 persen, yang artinya penggunaan bahan bakar menjadi lebih hemat dan ramah lingkungan. Bahkan, pembangkit ini mampu menekan emisi karbon hingga 671 ribu ton per tahun — setara dengan penyerapan karbon oleh lebih dari 1,25 juta pohon,” ungkap Sugeng.
Ia juga menyoroti pentingnya upaya PLN dalam menjaga keberlanjutan sektor energi nasional. “Konsumsi listrik per kapita di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan beberapa negara ASEAN. Karena itu, listrik tidak boleh lagi dianggap barang mewah. Ini soal kesejahteraan rakyat,” terangnya.
Selain andal dari sisi teknologi, PLTGU Tambak Lorok juga menorehkan prestasi di bidang lingkungan. Pembangkit ini mendapat predikat PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Best Practice Report SMK2 dari Kementerian ESDM — dua penghargaan bergengsi yang menunjukkan komitmen tinggi terhadap pengelolaan lingkungan dan keselamatan kerja.
“PLN Indonesia Power aktif melakukan konservasi mangrove dan pelestarian flora-fauna langka, serta memberdayakan UMKM melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL),” ujar Plt Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Bayu Nugroho.
Hingga saat ini, PLN IP telah menanam 10 ribu pohon mangrove di kawasan pesisir, melestarikan ekosistem di Gunung Ungaran, serta membantu pengembangan UMKM lokal seperti pelatihan bandeng presto dan batik alami.
Bagi Senior Manager UBP Semarang, Flavianus Erwin Putranto, keberadaan PLTGU Tambak Lorok bukan hanya tentang menyediakan listrik. Lebih dari itu, pembangkit ini merupakan bagian dari misi besar menuju Net Zero Emission 2060.
“Keberadaan PLTGU Tambak Lorok bukan sekadar tentang listrik, tetapi tentang kualitas hidup dan keberlanjutan lingkungan. Kami tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga terus memperkuat dampak sosial melalui program TJSL,” jelas Flavianus.
Menurutnya, efisiensi tinggi yang dicapai pembangkit ini menjadi bukti nyata transformasi energi bersih di Indonesia.
“Dengan teknologi terkini dan pengelolaan lingkungan yang baik, PLN Indonesia Power bukan hanya memastikan pasokan listrik yang andal, tetapi juga menjadi motor penggerak menuju era energi bersih,” tambahnya.
Editor : Murni A













