Jatengvox.com – Maraknya kasus penipuan digital dan investasi bodong membuat banyak keluarga Indonesia kehilangan tabungan mereka.
Menyikapi hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkuat program literasi keuangan keluarga sebagai langkah pencegahan agar masyarakat lebih cerdas dalam mengelola uang dan mengenali risiko kejahatan finansial.
Anggota Dewan Komisioner OJK, Frederica Widyasari Dewi, menegaskan bahwa literasi keuangan adalah benteng pertama dalam melindungi keluarga dari jeratan pinjaman ilegal maupun investasi palsu.
“Lebih dari Rp6 triliun uang masyarakat hilang akibat berbagai skema penipuan dan investasi ilegal,” ujarnya, pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Menurut Frederica, sebagian besar korban berasal dari kalangan perempuan yang belum memahami cara mengatur keuangan rumah tangga secara sehat.
Karena itu, OJK kini fokus memberikan edukasi finansial yang lebih mudah dipahami oleh keluarga Indonesia.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, OJK meluncurkan buku saku perencanaan keuangan keluarga yang disusun bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Program ini menargetkan 80 juta keluarga di seluruh Indonesia agar lebih memahami dasar-dasar perencanaan keuangan, pengelolaan investasi, hingga cara mengenali modus penipuan digital.
“Pendidikan finansial harus dimulai dari keluarga,” kata Frederica yang akrab disapa Kiki. “Di rumah, anak belajar tentang tanggung jawab dan perencanaan. Kami ingin masyarakat bisa membedakan kebutuhan dan keinginan agar tidak mudah terjebak utang konsumtif.”
Deputi Kemenko PMK Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menegaskan pentingnya peran literasi keuangan dalam memperkuat ketahanan sosial keluarga di tengah arus digitalisasi.
“Kami ingin memastikan setiap keluarga memiliki ketahanan menghadapi tantangan digitalisasi dan penipuan daring,” jelas Woro.
Editor : Murni A