Jatengvox.com – Mahasiswa KKN Kelompok 31 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menyelenggarakan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah di Desa Jatijajar pada Minggu, 28 September 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh kader dan pengurus PKK Amrih Dadi 1 hingga Amrih Dadi 7, bidan desa, serta Sekretaris Desa, Bapak Syarif Hidayatullah.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang cara mengolah limbah rumah tangga, khususnya minyak jelantah, menjadi produk bernilai jual.
Dengan mengubah sesuatu yang dianggap tidak berguna menjadi barang bermanfaat, masyarakat dapat sekaligus menjaga lingkungan dan membuka peluang usaha kreatif yang bernilai ekonomi.
Kegiatan diawali dengan senam sehat bersama yang dipimpin oleh mahasiswa KKN.
Senam ini tidak hanya membuat suasana lebih segar, tetapi juga menjadi ajang kebersamaan antara mahasiswa dan warga.
Setelah itu, acara resmi dibuka dengan sambutan Ketua KKN, Moh Habil Asshidiqi, yang menyampaikan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam mengelola potensi lokal.
Sambutan berikutnya diberikan oleh Sekretaris Desa, Bapak Syarif Hidayatullah, yang sangat mengapresiasi langkah mahasiswa dalam memberdayakan masyarakat desa.
Sesi utama pelatihan dipandu oleh Melya Avitasari dan Misqolla Famay Azzahra.
Mereka menjelaskan secara rinci mulai dari persiapan bahan, teknik penyaringan minyak jelantah, pencampuran dengan pewarna dan aroma, hingga proses pencetakan lilin.
Mahasiswa juga memberikan contoh praktik langsung sehingga ibu-ibu peserta lebih mudah memahami langkah demi langkah pembuatan.
Selama praktik berlangsung, para ibu terlihat antusias dan aktif bertanya, terutama mengenai takaran bahan, pilihan aroma, serta strategi pemasaran.
Mahasiswa KKN dengan sabar memandu peserta yang masih bingung, sehingga setiap orang mendapat kesempatan mencoba secara langsung.
Kegiatan ini memiliki nilai penting bagi masyarakat, yaitu mengajarkan cara mengurangi limbah rumah tangga sekaligus membuka peluang usaha kreatif.
Produk lilin aromaterapi tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan dan kenyamanan, tetapi juga dapat dijadikan alternatif tambahan penghasilan.
Sebagai kesimpulan, pelatihan ini membuktikan bahwa dengan kreativitas, limbah sederhana seperti minyak jelantah dapat diubah menjadi barang bernilai ekonomi.
Dukungan penuh dari perangkat desa serta antusiasme ibu-ibu PKK menjadi modal berharga agar keterampilan ini terus dikembangkan dan memberikan manfaat nyata bagi Desa Jatijajar.
Editor : Murni A