Jatengvox.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus memperkuat kolaborasi lintas benua dalam upaya mengokohkan posisi Indonesia di dunia pelayaran internasional.
Salah satu langkah nyata dilakukan melalui pelatihan maritim internasional yang diikuti oleh 13 negara anggota Maritime Organization of West and Central Africa (MOWCA).
Program ini menjadi bukti komitmen Indonesia dalam membangun SDM maritim berkelas dunia sekaligus memperluas jejaring kerja sama di sektor transportasi laut.
Sekretaris Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Capt. Wisnu Handoko, menegaskan bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan faktor kunci dalam menghadapi revolusi industri maritim 4.0.
“Kami mendorong seluruh lembaga pendidikan pelayaran untuk bertransformasi, mengadopsi teknologi baru, dan memperkuat kerja sama global seperti yang dilakukan STIP hari ini,” ujarnya, pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Wisnu menambahkan, penguasaan teknologi digital, energi terbarukan, serta kompetensi berstandar internasional menjadi fondasi penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, khususnya dalam peran strategis sebagai poros maritim dunia.
Dukungan terhadap pengembangan SDM juga datang dari kalangan industri.
Rudi Dwinanda, Senior Manager Operasional PT IPC Container Terminal (Pelindo Group), menyebutkan bahwa pelabuhan merupakan simpul vital perdagangan dunia yang menuntut tenaga profesional di bidang maritim.
“Tanpa SDM yang terlatih dan profesional, efisiensi serta keselamatan operasi akan terganggu. Karena itu, kami terus mendukung peningkatan kapasitas pelaut dan operator melalui pelatihan bersertifikasi serta kerja sama dengan institusi pendidikan maritim,” jelasnya.
Sinergi antara dunia industri dan akademik ini diharapkan mampu melahirkan tenaga kerja maritim yang siap menghadapi tantangan global.
Sementara itu, Direktur PT Temas Tbk, Widi Kiswanto, menyoroti perubahan cepat dalam industri pelayaran akibat digitalisasi. Menurutnya, dunia pelayaran kini bergerak menuju sistem cerdas dan otomatis.
“Dari smart ships, automated cranes, hingga sistem digital pelabuhan — semua menuntut SDM yang paham teknologi. Digitalisasi bukan lagi pilihan, tapi strategi utama yang memerlukan investasi, kolaborasi, dan pola pikir baru,” ujarnya.
Editor : Murni A