Jatengvox.com – Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 30 melakukan survei ke salah satu pelaku UMKM unggulan di Desa Diwak, yaitu pengrajin Gantungan Kunci Miniatur Barongan.
Usaha ini dikelola oleh Mas Jery, warga setempat yang memiliki dedikasi tinggi dalam melestarikan budaya lokal melalui karya tangan.
Kegiatan survei dilakukan untuk memahami proses produksi, tantangan pemasaran, serta mencari peluang pengembangan produk agar lebih dikenal luas.
Dalam sesi wawancara, Mas Jery menjelaskan bahwa seluruh proses pembuatan dilakukan secara manual — mulai dari pemotongan bahan, pengecatan detail, hingga tahap akhir perakitan.
Tidak ada mesin otomatis yang digunakan; semua dikerjakan dengan ketelatenan dan kreativitas tangan.
“Setiap barongan ini punya karakter berbeda. Tidak ada yang benar-benar sama, karena semua saya buat langsung,” ujarnya, (10/9/2025)
Para mahasiswa terlihat antusias saat menyimak penjelasan tersebut. Mereka juga berkesempatan melihat langsung proses pembuatan di bengkel kecil milik Mas Jery.
Dalam proses itu, tampak bagaimana kearifan lokal dan seni tradisi barongan dikemas dalam bentuk mini yang praktis dan bernilai jual.
Bagi warga Desa Diwak, barongan bukan sekadar simbol hiburan, melainkan warisan budaya yang mengandung nilai spiritual dan sejarah panjang masyarakat setempat.
Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 30 turut memberikan beberapa saran pengembangan produk, terutama dalam aspek desain kemasan dan strategi branding.
Tujuannya agar produk memiliki daya tarik visual yang lebih modern tanpa meninggalkan unsur tradisionalnya.
Mereka mengusulkan konsep kemasan yang lebih rapi, informatif, dan menonjolkan identitas khas Desa Diwak sebagai asal produk.
Menanggapi hal tersebut, Mas Jery menunjukkan semangat kolaboratifnya. Ia mengatakan,
“Kalau memang ini bagian dari program kerja kalian, saya siap bantu dan dukung penuh. Saya juga senang kalau karya ini bisa dikenal lebih luas.”
Respons positif itu menjadi motivasi tersendiri bagi para mahasiswa untuk terus membantu pelaku UMKM lokal agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Bagi mereka, kegiatan ini bukan sekadar survei, tetapi bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat dengan menghadirkan ide-ide inovatif yang berpihak pada pengrajin lokal.
Salah satu mahasiswa, Ridho, menuturkan, “Kami ingin karya seperti ini tidak berhenti di Desa Diwak saja. Dengan kemasan yang menarik dan promosi digital, produk ini bisa jadi suvenir unggulan dari Kabupaten Semarang.”
Survei ini juga menjadi bukti bahwa potensi desa tidak selalu harus bergantung pada sumber daya alam, tetapi dapat muncul dari kreativitas dan ketulusan tangan-tangan pengrajin lokal.
Melalui sinergi antara mahasiswa dan masyarakat, diharapkan produk Gantungan Kunci Miniatur Barongan ini dapat menjadi ikon ekonomi kreatif yang membawa nama Desa Diwak ke ranah nasional bahkan internasional.
Penulis : Ponaryo Robani
Editor : Murni A