Jatengvox.com – Musim kemarau Jawa Tengah 2025 tercatat lebih tenang dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Musim kemarau Jawa Tengah kali ini tidak menimbulkan dampak kekeringan parah sebagaimana yang terjadi dua tahun lalu, sehingga aktivitas masyarakat relatif lebih terkendali.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Chomsul, menyampaikan bahwa kondisi saat ini jauh lebih baik.
“Saat ini masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan air yang parah sebagaimana sebelumnya. Dua tahun lalu, pihaknya cukup sibuk dengan kegiatan dropping air untuk mengatasi dampak kekeringan di sejumlah wilayah,” ujarnya, Kamis (4/9/2025).
Situasi yang lebih terkendali tidak hanya terlihat di lingkup provinsi, melainkan juga di Kota Semarang.
Beberapa catatan kejadian bencana tetap ada, seperti insiden kebakaran dan banjir rob di kawasan pesisir Sayung. Meski demikian, jumlah kasus tersebut tidak sebanyak pada tahun-tahun sebelumnya.
Menurut BMKG, puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung hingga September.
Setelah itu, Jawa Tengah diprediksi segera memasuki musim hujan. Kondisi peralihan ini menjadi perhatian serius BPBD, mengingat risiko bencana justru sering meningkat ketika curah hujan mulai tinggi.
Chomsul menegaskan bahwa BPBD tetap menyiagakan berbagai langkah antisipasi. Upaya itu mencakup koordinasi lintas instansi, sosialisasi kesiapsiagaan ke masyarakat, serta pemetaan potensi bencana yang mungkin muncul saat musim penghujan.
“Selain di lingkup provinsi, kondisi bencana di Kota Semarang juga relatif menurun. Hanya beberapa kejadian yang tercatat, di antaranya kebakaran dan banjir rob di kawasan Sayung,” katanya menambahkan.
Ia pun mengingatkan masyarakat agar tidak lengah. Potensi banjir, tanah longsor, dan bencana hidrometeorologi lainnya kerap muncul di masa peralihan musim.
“BPBD Provinsi Jawa Tengah juga telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi menghadapi peralihan musim,” jelasnya.
Editor : Murni A