Jatengvox.com – Banjir yang melanda sejumlah daerah di Indonesia tidak menghentikan semangat belajar siswa. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdasmen) menegaskan, keselamatan siswa menjadi prioritas utama, sekaligus memastikan proses belajar tetap berjalan meski kondisi sekolah terdampak.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menekankan, tiap daerah memiliki tantangan berbeda, sehingga keputusan terkait pembelajaran darurat diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah.
“Kami memahami situasi ini tidak diinginkan. Daerah memiliki kondisi unik sehingga keputusan pembelajaran dan UAS diberikan pada dinas pendidikan,” ujar Abdul Mu’ti, Sabtu (5/12/2025).
Kemendikdasmen mendorong sekolah untuk fleksibel dalam menghadapi kondisi darurat. Pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka, daring, atau bahkan memanfaatkan tenda kelas darurat.
Penyesuaian jadwal KBM pun diterapkan, termasuk skema belajar bergiliran antara pagi dan siang.
Di SMA Negeri 1 Batang misalnya, dari 21 kelas, 15 masih bisa digunakan. Sekolah pun diinstruksikan mengatur sesi belajar agar tetap aman dan efektif.
Bagi sekolah yang rusak parah, pemerintah telah menyiapkan 25 tenda darurat untuk proses belajar. Sementara bagi wilayah yang belum memungkinkan tatap muka, pembelajaran daring menjadi alternatif utama.
Kebijakan pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) juga diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah.
“Tidak ada arahan penundaan seragam,” kata Abdul Mu’ti.
Keputusan mengenai ujian menyesuaikan kondisi sekolah dan kesiapan siswa, agar keselamatan tetap terjaga tanpa mengganggu hak belajar mereka.
Beberapa sekolah bahkan memilih untuk meliburkan siswa sementara, hingga kondisi benar-benar aman.
Langkah ini menjadi bagian dari perhatian pemerintah terhadap keselamatan warga belajar.
Selain mengatur pembelajaran darurat, Kemendikdasmen menyiapkan bantuan perbaikan fasilitas sekolah.
Bantuan awal sebesar Rp10–25 juta akan diberikan sesuai tingkat kerusakan masing-masing sekolah.
Data kerusakan sedang dikumpulkan bersama dinas pendidikan dan UPT daerah, sebagai dasar prioritas rehabilitasi pada anggaran 2026.
Secara keseluruhan, dukungan pemerintah mencakup bantuan tanggap darurat senilai Rp6,4 miliar, santunan Rp293 juta, 10.000 paket perlengkapan belajar, serta 74 tenda sekolah.
Semua langkah ini bertujuan mempercepat pemulihan sekolah terdampak banjir dan memastikan anak-anak tetap bisa belajar.
Editor : Murni A













