Jatengvox.com – Menjelang masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Kementerian Perhubungan memproyeksikan meningkatnya pergerakan masyarakat di seluruh moda transportasi, terutama udara.
Prediksi ini muncul seiring tren kenaikan mobilitas tahunan serta semakin padatnya aktivitas libur akhir tahun.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, mengungkapkan bahwa puncak arus keberangkatan diperkirakan terjadi pada 21 Desember 2025, sementara puncak arus balik jatuh pada 3–4 Januari 2026.
“Kami telah menyiapkan rencana operasi khusus untuk memastikan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pengguna jasa penerbangan,” ujarnya di Jakarta, Minggu (16/11/2025).
Lonjakan penumpang diprediksi tidak hanya terjadi di rute domestik, tetapi juga internasional.
Dibandingkan periode Nataru tahun lalu, pergerakan udara pada Nataru 2026 dinilai akan meningkat cukup signifikan.
Kemenhub mencatat lima bandara yang diperkirakan menjadi paling sibuk selama periode tersebut, yaitu:
Bandara Soekarno–Hatta, Tangerang
Bandara Ngurah Rai, Denpasar
Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar
Bandara Kualanamu, Medan
Bandara Juanda, Surabaya
Untuk penerbangan internasional, rute dari dan menuju Singapura serta Kuala Lumpur diprediksi menempati posisi teratas dalam volume pergerakan.
Kondisi ini bukan hal baru. Setiap akhir tahun, bandara-bandara utama memang cenderung mengalami lonjakan penumpang, terutama karena liburan keluarga, wisata, hingga kunjungan akhir tahun.
Namun tahun ini Kemenhub menilai lonjakannya akan lebih besar seiring membaiknya dinamika mobilitas dan meningkatnya minat bepergian masyarakat.
Dalam menghadapi potensi kepadatan, Ditjen Perhubungan Udara menekankan perlunya koordinasi erat antara maskapai, pengelola bandara, hingga penyedia layanan navigasi penerbangan.
Lukman menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan contingency plan serta pedoman bandara siaga bencana untuk menghadapi berbagai kemungkinan, mulai dari cuaca ekstrem, gangguan teknis, hingga keadaan darurat lainnya.
Langkah ini diambil agar pelayanan tetap stabil dan risiko gangguan operasional dapat diminimalkan.
Selain aspek teknis, kesiapan personel juga menjadi perhatian. Biasanya, jumlah petugas akan ditambah pada periode libur panjang untuk menangani kepadatan di terminal, area check-in, hingga pengaturan slot keberangkatan.













