Jatengvox.com – Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya membangun strategi budaya yang kuat sebagai fondasi arah bangsa di masa depan.
Menurutnya, pembangunan yang hanya menitikberatkan pada aspek ekonomi dan teknologi tanpa memperkuat budaya, akan membuat bangsa kehilangan jati diri.
Hal itu disampaikan Menag saat membuka Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II Syarikat Islam di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (4/11/2025).
Dalam kesempatan itu, ia menyoroti peran strategis organisasi kemasyarakatan (ormas) dalam memperkuat pondasi kebudayaan nasional.
“Syarikat Islam sangat relevan menyuarakan strategi budaya ke publik. Organisasi ini bisa menghimpun masyarakat dari Sabang sampai Merauke tanpa sekat, dan itu kekuatan besar yang harus kita rawat,” ujar Menag.
Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki panduan budaya yang jelas dan aplikatif.
“Mau ke mana arah bangsa Indonesia jika tidak memiliki rumusan budaya yang konkret? Kita perlu strategi budaya yang kuat untuk mempertahankan orisinalitas dan karakter bangsa,” tambahnya.
Dalam pandangan Menag, ormas seperti Syarikat Islam memiliki peran vital dalam menyebarkan nilai-nilai kebudayaan yang menyejukkan dan inklusif.
Ia menilai, kehadiran Syarikat Islam bukan sekadar bagian dari sejarah perjuangan nasional, tetapi juga bagian dari solusi masa depan bangsa.
Dengan jangkauan yang luas dan pengaruh sosial yang kuat, Syarikat Islam disebut mampu menjadi jembatan antara masyarakat, pemerintah, dan dunia pendidikan dalam membumikan nilai-nilai luhur bangsa.
“Strategi budaya bukan hanya wacana, tapi harus menjadi gerakan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat,” kata Nasaruddin.
Dalam kesempatan yang sama, Menag juga berbagi kisah pertemuannya dengan Paus Leo XIV di Vatikan, Roma.
Pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari Deklarasi Istiqlal yang ia tanda tangani bersama mendiang Paus Fransiskus pada September 2024.
Deklarasi tersebut memuat tiga isu besar: dehumanisasi, penyelamatan lingkungan melalui perspektif keagamaan, serta perlindungan nilai moral dalam kemajuan teknologi.
Ketiganya menjadi landasan kolaborasi lintas agama untuk merespons tantangan global masa kini.
“Paus Leo XIV sependapat dengan kita, bahwa pendidikan tanpa moralitas agama justru berpotensi menjerumuskan manusia ke arah yang keliru. Maka, perlu ada sinergi dalam mengembangkan basis keilmuan yang berakar pada nilai spiritual,” jelas Menag.
Menutup sambutannya, Menag Nasaruddin Umar mengajak seluruh peserta Mukernas untuk menjadikan momentum ini sebagai langkah konkret memperkuat karakter bangsa melalui strategi budaya.
Ia meyakini, kemajuan Indonesia di masa depan harus berjalan beriringan dengan pelestarian nilai-nilai luhur yang telah diwariskan para pendiri bangsa.
“Selamat bermukernas. Bersama Syarikat Islam, mari kita kembangkan strategi budaya untuk masa depan bangsa yang lebih baik,” pungkasnya.













