Jatengvox.com – Sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan dan pendidikan karakter anak-anak usia sekolah dasar, mahasiswa KKN Tematik Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) tahun 2025 mengadakan kegiatan sosialisasi bertema “Batas Sentuhan Tubuh” di SDN 2 Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, pada Senin, 1 September 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program kerja bidang pendidikan dan kesehatan yang menitikberatkan pada pembentukan kesadaran anak terhadap pentingnya menjaga diri dari tindakan yang tidak pantas.
Melalui pendekatan edukatif dan ramah anak, mahasiswa UPGRIS berupaya memperkenalkan konsep body boundaries sejak dini kepada para siswa.
Dalam sesi utama sosialisasi, para mahasiswa menjelaskan secara sederhana mengenai bagian tubuh yang bersifat pribadi dan tidak boleh disentuh oleh orang lain, kecuali oleh orang tua atau tenaga medis dalam situasi tertentu.
Anak-anak juga diajarkan cara berkata “tidak” dengan tegas apabila merasa tidak nyaman atau terancam, serta pentingnya melapor kepada orang dewasa yang dipercaya, seperti guru atau orang tua, bila mengalami hal yang tidak wajar.
Agar materi mudah dipahami, mahasiswa menggunakan media gambar dan permainan interaktif seperti simulasi peran dan lagu bertema perlindungan diri.
Anak-anak diajak berpartisipasi aktif dalam menebak gambar, menyebutkan bagian tubuh yang termasuk area pribadi, dan berdiskusi tentang bagaimana bersikap ketika berada dalam situasi yang membuat mereka tidak nyaman.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya tahu teori, tapi juga punya keberanian untuk melindungi diri. Pendidikan seperti ini penting karena mereka masih dalam usia rentan,” ujar salah satu mahasiswa KKN UPGRIS yang menjadi fasilitator kegiatan.
Sesi berlangsung penuh semangat. Siswa-siswi SDN 2 Ngempon tampak antusias menjawab pertanyaan dan mengikuti arahan dari mahasiswa.
Banyak di antara mereka yang mulai memahami bahwa tubuh mereka memiliki batasan yang harus dihormati oleh siapa pun.
Guru pendamping, Bu Danik, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang digagas mahasiswa KKN UPGRIS tersebut.
“Anak-anak jadi lebih paham bagaimana menjaga diri dari hal-hal berbahaya. Penjelasan mahasiswa UPGRIS sangat ramah, mudah dimengerti, dan disampaikan dengan cara yang menyenangkan,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa kegiatan seperti ini jarang dilakukan di sekolah dasar, padahal sangat penting untuk mendukung program Pendidikan Karakter dan Pencegahan Kekerasan Seksual terhadap Anak yang saat ini juga menjadi perhatian pemerintah.
Selain memberikan edukasi, mahasiswa KKN juga mengajak guru dan orang tua untuk berperan aktif dalam mendampingi anak-anak, baik di sekolah maupun di rumah.
Materi sosialisasi disusun agar tidak hanya menyentuh aspek pengetahuan, tetapi juga membentuk kebiasaan positif dalam menghormati tubuh sendiri dan orang lain.
“Harapannya, setelah sosialisasi ini, sekolah dapat terus mengingatkan anak-anak bahwa tubuh mereka berharga dan memiliki hak untuk dilindungi,” kata salah satu koordinator program.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. Anak-anak tampak senang dan berani mengungkapkan pendapat mereka setelah mengikuti kegiatan.
Beberapa di antaranya bahkan mengaku baru mengetahui bahwa ada bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain.
Program “Sosialisasi Batas Sentuhan Tubuh” di SDN 2 Ngempon merupakan bagian dari komitmen mahasiswa UPGRIS untuk mengedukasi masyarakat melalui pendekatan berbasis empati dan partisipatif.
Penulis : Agastya Rajasya Putra Mahyawi
Editor : Murni A