Jatengvox.com – Menteri Koperasi dan UKM Ferry Juliantono menilai organisasi kemasyarakatan seperti Gerakan Pemuda (GP) Ansor memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi desa.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan komunitas lokal sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai persoalan mendasar yang masih dihadapi masyarakat desa.
“Saya mengajak GP Ansor untuk turun langsung membantu menyelesaikan persoalan desa, mulai dari listrik, air bersih, hingga kemiskinan. Koperasi adalah wadah terbaik untuk itu,” ujar Ferry dalam Simposium Gerakan Ekonomi Rakyat yang digelar GP Ansor di Bandung, pada Minggu, 19 Oktober 2025.
Ferry mengungkapkan bahwa masih banyak desa di Indonesia yang belum menikmati pemerataan pembangunan.
“Ada ribuan desa yang belum teraliri listrik dan belasan ribu yang belum memiliki akses internet. Ini masalah mendasar yang tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah,” ujarnya.
Ia menilai, pendekatan berbasis komunitas menjadi kunci untuk mempercepat pembangunan desa.
Melalui koperasi desa, pemerintah dapat menggandeng masyarakat untuk ikut mengelola dan menjaga keberlanjutan program pembangunan, termasuk dalam bidang energi dan ekonomi.
Kementerian Koperasi, kata Ferry, siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk GP Ansor, dalam membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan tenaga surya skala kecil.
Proyek-proyek ini nantinya akan dikelola oleh koperasi desa, sehingga manfaatnya langsung dirasakan oleh warga sekitar.
“Dengan sistem ini, elektrifikasi desa bisa lebih cepat, sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor energi dan jasa,” jelasnya.
Sebagai langkah strategis, pemerintah telah meluncurkan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) yang berfungsi sebagai alat penggerak ekonomi berbasis gotong royong.
Ferry menegaskan, koperasi merupakan solusi struktural untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha kecil di pedesaan.
“Dengan koperasi, harga di tingkat petani bisa naik, sementara harga di konsumen bisa turun. Semua pihak diuntungkan,” kata Ferry.
Program Kopdes Merah Putih menargetkan pembentukan 80.000 koperasi di seluruh Indonesia.
Kemenkop juga menyiapkan 8.000 pendamping usaha untuk membantu pengelolaan bisnis dan keuangan koperasi agar berjalan sehat dan profesional.
Dalam kesempatan yang sama, Ferry mengungkapkan bahwa koperasi kini memiliki ruang lebih luas untuk berperan di sektor-sektor strategis, mulai dari pertambangan mineral hingga perkebunan sawit.
Menurutnya, hal ini merupakan peluang besar bagi GP Ansor untuk ikut berkontribusi dalam menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat desa.
“Kami ingin koperasi menjadi sehat, modern, dan mandiri. GP Ansor bisa menjadi mitra strategis dalam mendampingi koperasi di lapangan,” tegasnya.
Ferry mengaku terkejut sekaligus bangga mengetahui banyak kepala desa dan pengurus koperasi berasal dari kader GP Ansor.
Ia meyakini, semangat muda dan militansi anggota Ansor akan mempercepat transformasi koperasi menjadi kekuatan ekonomi baru di pedesaan.
“Kehadiran Ansor di desa bukan hanya simbol, tapi energi perubahan. Saya yakin kolaborasi ini bisa membawa dampak besar bagi kemandirian ekonomi rakyat,” tutup Ferry.
Editor : Murni A