Jatengvox.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Kelompok 20 melaksanakan kegiatan Workshop Pembuatan Teh Herbal dari Biji Alpukat bersama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja KKN bidang kewirausahaan dan inovasi produk, yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas serta nilai tambah bagi pelaku usaha lokal.
Workshop yang diadakan di Balai Desa Lerep ini diikuti oleh sejumlah pelaku UMKM dan ibu-ibu setempat yang antusias untuk belajar membuat minuman herbal alami.
Mahasiswa KKN memperkenalkan konsep pemanfaatan biji alpukat—bagian yang sering dianggap limbah—menjadi produk minuman sehat bernilai ekonomi tinggi.
Koordinator KKN Kelompok 20, Hartanto Apriandi, menjelaskan bahwa kegiatan ini terinspirasi dari banyaknya potensi bahan alami di sekitar Desa Lerep yang belum dimanfaatkan secara optimal.
“Kami ingin membantu pelaku UMKM untuk berinovasi dengan bahan yang mudah ditemukan. Biji alpukat ternyata memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan, seperti menurunkan kolesterol dan melancarkan peredaran darah. Dengan diolah menjadi teh herbal, bahan ini bisa menjadi peluang usaha baru yang bernilai jual,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa KKN mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan teh herbal mulai dari proses pengeringan biji alpukat, penyangraian, hingga penyeduhan.
Peserta juga diajarkan cara pengemasan sederhana agar produk terlihat menarik dan higienis, serta diberikan tips pemasaran digital agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Salah satu anggota KKN, Luthfi Syabana Badri, menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada edukasi pentingnya menjaga kualitas produk.
“Kami mengajarkan bagaimana menjaga kebersihan, takaran yang tepat, dan penyimpanan yang benar agar rasa dan manfaat teh tetap terjaga. Tujuannya agar pelaku UMKM bisa menghasilkan produk bervariasi untuk dijual dan memiliki daya saing,” jelasnya.
Peserta workshop terlihat antusias mengikuti setiap tahapan kegiatan. Beberapa bahkan mencoba langsung proses pengolahan dan mencicipi hasil teh herbal yang telah dibuat.
Menurut mereka, rasa teh biji alpukat memiliki aroma khas dan cita rasa lembut, sehingga berpotensi menjadi produk minuman kesehatan yang digemari masyarakat.
Salah satu peserta, Ninik, pelaku usaha lokal, mengungkapkan rasa terima kasih atas pelatihan yang diberikan mahasiswa.
“Saya senang bisa belajar hal baru. Selama ini biji alpukat kami buang, ternyata bisa diolah jadi minuman sehat dan bisa dijual. Ini ide yang sangat bermanfaat,” ujarnya.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ramadhan Renaldy, M.Kom, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini.
Menurutnya, workshop tersebut tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri.
“Mahasiswa mampu menghadirkan inovasi sederhana namun berdampak nyata. Pelatihan seperti ini membantu UMKM lokal berkembang sekaligus mendorong kemandirian ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Di akhir kegiatan, mahasiswa KKN menyerahkan panduan tertulis mengenai proses pembuatan teh herbal dari biji alpukat serta ide desain kemasan yang dapat digunakan oleh peserta untuk mengembangkan produk mereka sendiri.
Melalui workshop ini, Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 20 berharap dapat menumbuhkan semangat inovasi di kalangan pelaku UMKM sekaligus memperkuat ekonomi kreatif di Desa Lerep.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan ilmu pengetahuan dapat bersinergi untuk menghasilkan peluang usaha baru yang bermanfaat bagi masyarakat.