Jatengvox.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menegaskan komitmennya untuk terlibat penuh dalam percepatan Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP).
Program yang tengah didorong pemerintah pusat ini dianggap menjadi salah satu cara paling efektif untuk memperkuat ekonomi desa dan menyelesaikan persoalan dasar masyarakat.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, dalam sebuah sharing session di Universitas Kristen Setya Wacana (UKSW) Salatiga, Selasa (2/12/2025).
Ia menilai, kebangkitan ekonomi nasional tidak bisa dilepaskan dari kemajuan desa.
“Koperasi Desa Merah Putih menjadi salah satu instrumen penting untuk membangun dari bawah, menyelesaikan masalah mulai dari akar rumput,” ujar Sumarno.
Menurutnya, mayoritas persoalan seperti kemiskinan, pengangguran, hingga akses pendidikan memang lebih banyak muncul di wilayah pedesaan.
Maka dari itu, sinkronisasi antara program pusat, provinsi, dan kabupaten/kota menjadi kunci.
Di kesempatan yang sama, Rektor UKSW Salatiga, Intiyas Utami, turut menegaskan dukungan lembaganya terhadap program Koperasi Merah Putih. UKSW selama ini aktif mengembangkan riset dan solusi digital untuk koperasi.
Salah satu kontribusi yang tengah berjalan adalah Klinik Digitalisasi Koperasi di Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah program pendampingan yang dirancang untuk mempercepat transformasi digital koperasi.
Selain itu, kolaborasi lintas fakultas juga melahirkan aplikasi koperasi digital yang kini telah digunakan oleh 535 koperasi di berbagai daerah.
Inisiatif itu mendapat apresiasi langsung dari Menteri Koperasi RI, Ferry Juliantono.
Menurutnya, ekosistem digital untuk koperasi menjadi kebutuhan mendesak dalam menghadapi tantangan ekonomi modern.
Pemerintah pusat menargetkan pembangunan fisik 80 ribu unit Koperasi Desa Merah Putih selesai tahun depan. Ferry menyampaikan, proses di lapangan sudah berjalan cukup intens.
Saat ini, sekitar 34.000 bidang tanah telah siap untuk pembangunan. Sementara itu, 17 ribu hingga 18 ribu lokasi lain tengah dalam proses pengerjaan.
Ferry juga menegaskan pentingnya dukungan semua pihak, khususnya lembaga pendidikan, untuk memastikan koperasi yang dibentuk tidak hanya berdiri secara fisik, tetapi juga memiliki manajemen yang sehat dan adaptif terhadap teknologi.
“Sekolah Koperasi Digital sangat dibutuhkan. Inisiatif UKSW ini kami apresiasi,” katanya.
Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi yang pergerakannya cukup signifikan dalam program ini. Data terbaru menunjukkan:
8.455 koperasi sudah memiliki akun Sistem Informasi dan Manajemen Koperasi Desa/Kelurahan (Simkopdes).
6.701 koperasi telah memiliki gerai layanan
567 kemitraan usaha telah disetujui dan berjalan.
12.473 pengelola koperasi telah mendapatkan bimbingan teknis.
Angka tersebut memperlihatkan bahwa pemberdayaan koperasi tidak hanya bergerak pada tataran pembangunan fisik, tetapi juga peningkatan kapasitas SDM dan perluasan jaringan usaha.
Editor : Murni A













