Jatengvox.com – Mahasiswa KKN Reguler 85 Posko 37 UIN Walisongo Semarang terus menghadirkan inovasi dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas di Desa Kedungboto.
Salah satu program unggulan mereka adalah pemasangan kaca cembung di titik tikungan tajam, sebuah inisiatif yang tidak hanya berfokus pada upaya peningkatan keamanan warga, tetapi juga mengedepankan pemanfaatan limbah sebagai bagian dari komitmen terhadap lingkungan.
Program kerja ini berpusat pada pemasangan kaca cembung jalan, atau yang sering disebut convex mirror atau cermin tikungan.
Alat keselamatan ini memiliki fungsi vital, yakni memperluas bidang pandang pengemudi secara signifikan di area-area yang memiliki jarak pandang terbatas.
Kaca cembung jalan berfungsi untuk memperluas bidang pandang pengemudi di area dengan jarak pandang terbatas seperti tikungan tajam, persimpangan, atau area parkir.
Cermin ini memiliki permukaan melengkung ke luar untuk menampilkan area yang lebih luas dan membantu mencegah kecelakaan dengan mengurangi titik buta (blind spot).
Yang menarik dari inisiatif ini adalah komitmen para mahasiswa terhadap lingkungan. Tiang penyangga kaca cembung yang digunakan diperoleh dari barang bekas, yang merupakan hasil pemanfaatan limbah lingkungan.
Mahasiswa secara kreatif mencari dan mengolah material bekas tersebut menjadi tiang yang kokoh dan berfungsi optimal, menunjukkan bahwa solusi keselamatan dapat berjalan beriringan dengan prinsip ramah lingkungan.
Kegiatan pemasangan kaca cembung ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 21 November 2025.
Proses ini dipusatkan pada satu titik kritis di Desa Kedungboto yang dinilai paling membutuhkan, yaitu tikungan tajam yang berada di Dusun Kedungboto itu sendiri.
Pemilihan lokasi di Dusun Kedungboto ini didasarkan pada karakteristik tikungan yang sangat curam dan tertutup, membuat pengemudi sulit mendeteksi kendaraan lain yang datang dari arah berlawanan hingga jarak yang sangat dekat.
Pemasangan cermin di titik ini diharapkan dapat segera memberikan dampak positif dan mengurangi ketegangan saat warga melintas di area tersebut.
Seluruh proses pemasangan cermin tikungan ini merupakan hasil kerja keras kolektif dari mahasiswa KKN Reguler 85 Posko 37 UIN Walisongo Semarang.
Mereka bertanggung jawab penuh mulai dari ide, perolehan material (termasuk kaca cembung dan tiang bekas), hingga pemasangannya yang membutuhkan keahlian teknis.
Rizal Irsyady, Koordinator Divisi Pengembangan Sumber Daya Masyarakat (PSDM) KKN, menjelaskan motivasi di balik program ini.
“Program kerja pemasangan kaca cembung ini merupakan bentuk perhatian kami terhadap isu keselamatan di jalan desa. Kami menyadari bahwa titik tikungan tajam di Dusun Kedungboto ini memiliki jarak pandang yang sangat terbatas, yang berpotensi memicu kecelakaan. Solusi kaca cembung ini sangat efektif untuk mengurangi titik buta,” jelas Rizal.
Rizal juga menyoroti aspek keberlanjutan dan ekonomi proyek ini.
“Selain fungsi keselamatannya, kami juga berupaya memanfaatkan barang bekas. Tiang kaca cembung ini kami peroleh dari pasar loak barang bekas. Ini adalah upaya kami untuk memberikan solusi yang murah, efisien, dan juga mengurangi limbah di lingkungan. Kami ingin program kami tidak hanya bermanfaat, tetapi juga mengajarkan tentang pemanfaatan kembali material,” tambahnya.
Respons positif datang langsung dari perangkat desa dan warga setempat.
Bapak Solikhin, selaku Ketua RW Dusun Kedungboto, menyampaikan terima kasih mewakili komunitasnya.
“Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa KKN atas inisiatif pemasangan kaca cembung ini. Ini adalah solusi yang sangat kami nantikan. Tikungan di sini memang dikenal berbahaya, dan adanya cermin ini sungguh bermanfaat bagi seluruh warga, khususnya para pengemudi. Titik buta kini berkurang drastis,” tuturnya.
Editor : Murni A













