Jatengvox.com – Mahasiswa KKN Reguler Posko 33 UIN Walisongo menggelar workshop pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah untuk ibu-ibu dan Karang Taruna Desa Pagertoyo.
Kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama yang mengajak warga melihat limbah dapur dari sudut yang berbeda: bukan sekadar barang sisa, tetapi bahan yang bisa diolah menjadi produk bernilai.
Dalam sesi praktik, peserta dikenalkan pada bahan-bahan yang digunakan, mulai dari parafin, arang aktif, pewarna, hingga essential oil sebagai sumber aroma.
Proses dari awal hingga akhir dijelaskan secara runtut, termasuk tahap pemurnian minyak jelantah yang menjadi kunci agar hasil lilin lebih aman dan wangi.

Hasna Nur Fadiyah dari Divisi Ekonomi Kreatif KKN Posko 33 memandu langsung jalannya workshop.
Ia menjelaskan bahwa sebelum dipanaskan, minyak jelantah perlu direndam dan dicampur arang terlebih dahulu untuk mengurangi bau dan kotoran yang menempel.
“Perendaman pakai arang ini penting supaya warna minyak lebih jernih dan aromanya tidak menyengat. Setelah itu baru dicampur parafin dan essential oil sesuai selera,” kata Hasna saat mempraktikkan tahapan pembuatan.
Suasana selama kegiatan terlihat cair dan penuh antusias. Banyak ibu-ibu mengaku baru mengetahui bahwa minyak bekas yang biasa dibuang ternyata bisa menjadi lilin aromaterapi yang menarik dan memiliki nilai jual.
Beberapa di antara mereka mulai tertarik mencoba membuatnya di rumah sebagai alternatif usaha kecil.
Workshop ini menjadi bagian dari program pemberdayaan KKN Posko 33 yang menekankan kreativitas, pengelolaan limbah, dan peluang ekonomi.
Dengan bahan yang mudah ditemukan dan teknik yang dapat dipelajari siapa saja, warga Pagertoyo kini memiliki keterampilan baru yang bisa terus dikembangkan.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa berharap masyarakat semakin terbuka pada inovasi sederhana yang berpotensi menghadirkan manfaat ekonomi sekaligus menjaga lingkungan desa.
Editor : Murni A













