Jatengvox.com – Pemerintah memperkuat langkah penanganan bencana di Aceh dan Sumatra Utara dengan menggandeng perguruan tinggi sebagai pusat koordinasi.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menegaskan bahwa kampus tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam respon cepat di lapangan.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie menyampaikan bahwa kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci percepatan pemulihan.
Menurutnya, perguruan tinggi memiliki sumber daya manusia, jaringan relawan, serta fasilitas yang dapat dioptimalkan dalam kondisi darurat.
“Kesiapan bukan hanya soal kecepatan, tetapi ketepatan sasaran,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (8/12/2025).
Melalui sinergi ini, kampus tidak hanya menjadi tempat pengumpulan logistik, tetapi juga pusat informasi dan intervensi cepat.
Kemdiktisaintek menyiapkan tiga skema bantuan yang menyasar sivitas akademika serta masyarakat yang terdampak bencana.
Setiap bantuan disusun berdasarkan identifikasi kebutuhan di lapangan, agar distribusi tidak tumpang tindih dan tepat sasaran.
Pada tahap awal, pengiriman bantuan dilakukan melalui perguruan tinggi yang telah siap secara logistik. Dari titik ini, kampus menurunkan tim medis dan relawan untuk membantu layanan darurat.
Posko kampus di Sumatra Utara juga menjadi pusat koordinasi distribusi pangan, perlengkapan sanitasi, hingga dukungan komunikasi.
Untuk menjangkau wilayah sulit, pemerintah mengirim enam tenaga kesehatan (nakes) dan dua dokter TNI melalui jalur udara.
Penerjunan dilakukan dari Pangkalan TNI AU Soewondo, sehingga layanan medis dapat segera tiba di lokasi yang aksesnya terbatas.
Selain itu, Kemdiktisaintek menambah stok obat-obatan darurat dan mengoperasikan layanan kesehatan keliling untuk menguatkan fasilitas kesehatan di daerah terdampak.
Kementerian bekerja sama dengan posko kampus untuk memperbarui data lapangan secara rutin.
Pembaruan ini penting, karena memengaruhi langkah kebijakan dan memastikan setiap intervensi berkelanjutan.
Respons yang terukur ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan awal masyarakat serta mengurangi potensi risiko lanjutan.
Editor : Murni A













