Jatengvox.com – Menjelang masa libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) mulai memperkuat kesiapan armada penerbangan nasional.
Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan mobilitas masyarakat yang diperkirakan meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan total 326 pesawat untuk melayani rute domestik maupun internasional selama periode liburan akhir tahun.
Dari jumlah tersebut, 286 unit merupakan pesawat jet, sementara 40 lainnya adalah pesawat propeller.
“Operasi khusus ini kami siapkan untuk memastikan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan para pengguna jasa penerbangan,” ujar Lukman dalam keterangan di Jakarta, Minggu (16/11/2025).
Secara keseluruhan, Indonesia saat ini memiliki 560 pesawat yang terdaftar sebagai armada udara nasional. Dari jumlah tersebut, 366 unit siap beroperasi, sedangkan 194 pesawat masih berada dalam tahap perawatan oleh maskapainya masing-masing.
Maskapai besar yang menjadi tulang punggung layanan penerbangan Nataru juga memiliki kontribusi signifikan. Lion Air tercatat mengoperasikan 97 pesawat, Wings Air 77 pesawat, sementara Garuda Indonesia memiliki 81 pesawat aktif.
Peningkatan jumlah penumpang diperkirakan akan cukup signifikan, baik di rute domestik maupun internasional. Ditjen Hubud memprediksi puncak arus keberangkatan terjadi pada 21 Desember 2025, sedangkan puncak arus balik berlangsung pada 3–4 Januari 2026.
Setidaknya lima bandara diperkirakan menjadi yang paling padat selama musim liburan kali ini:
Bandara Soekarno–Hatta, Tangerang
Bandara Ngurah Rai, Denpasar
Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar
Bandara Kualanamu, Medan
Bandara Juanda, Surabaya
Untuk penerbangan internasional, pergerakan tertinggi diprediksi terjadi pada rute menuju Singapura dan Kuala Lumpur, dua kota yang secara tradisional menjadi tujuan utama wisata dan transit masyarakat Indonesia.
Selain mempersiapkan armada, Kemenhub juga menekankan perlunya peningkatan kesiapsiagaan di semua bandara. Lukman menyebut seluruh operator penerbangan diminta mengikuti pedoman “bandara siaga bencana” dan menyiapkan rencana kontingensi guna menghadapi berbagai kondisi darurat yang mungkin terjadi saat periode puncak.
“Seluruh operator dan pengelola bandara harus meningkatkan kesiapan, terutama aspek keselamatan dan layanan penumpang,” tegasnya.
Pendekatan ini bukan hanya soal mengatur arus pesawat dan penumpang, tetapi juga memastikan kualitas pengalaman terbang tetap optimal di tengah tingginya intensitas operasional.
Untuk menjaga tarif tiket tetap terjangkau selama liburan, pemerintah bersama para operator penerbangan menerapkan sejumlah insentif. Kebijakan tersebut meliputi:
Diskon Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pengurangan biaya layanan bandara
Penurunan harga avtur di 37 bandara
Insentif berlaku untuk pembelian tiket pada 22 Oktober 2025 hingga 10 Januari 2026, dengan masa penerbangan mulai 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.
Editor : Murni A













