Jatengvox.com – Aktivis media sosial Ferry Irwandi mengungkapkan bahwa dirinya menjadi korban serangan dan teror digital setelah menyampaikan klaim soal upaya darurat militer yang disebutnya berhasil digagalkan pada Minggu (31/8/2025).
Ia menyebut nomor pribadi hingga kontak keluarga disebarkan secara sengaja oleh akun-akun anonim yang dituding sebagai provokator.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Ferry menulis, serangan tersebut mulai menghantam sejak dini hari.
“Nomor pribadi saya ditempel di akun-akun provokator yang tidak terima karena rencana mereka digagalkan hari ini. Mereka juga menyebarkan nomor keluarga terdekat saya untuk melakukan teror,” tulis Ferry, Senin (1/9).
Meski menghadapi intimidasi, ia menegaskan tak akan gentar. Baginya, justru ancaman digital itu menjadi bukti bahwa sikapnya sudah berada pada jalur yang benar.
“Ini sama sekali tidak membuat saya takut atau khawatir, justru sebaliknya, semakin mempertegas bahwa kita berada di jalur yang benar,” kata Ferry.
Ia menduga kuat rangkaian serangan digital itu tak bisa dilepaskan dari posisinya yang dianggap menghalangi langkah pemberlakuan darurat militer.
“Pertama, saya dianggap penyebab gagalnya status darurat militer hari Minggu ini. Kedua, karena saya membuka jaringan tentang jalur provokasi dan sumber kerusuhan,” ungkapnya.
Dalam unggahan lain, Ferry mengajak publik untuk tidak mudah terpancing oleh narasi pemecah belah.
Ia menekankan pentingnya menjaga solidaritas agar masyarakat tidak diarahkan pada konflik horizontal.
“Tetap saling jaga, saling bantu, dan terorganisir. Kepala harus dingin, dan tinju kita ke atas bukan ke samping,” serunya.
Ferry juga menilai, keberhasilan mencegah darurat militer bukan hanya berkat dirinya, melainkan kesadaran bersama yang tumbuh di tengah masyarakat.
“Darurat militer hari ini bisa kita cegah. Terima kasih kerja keras dan kerjasamanya teman-teman,” tulisnya dalam unggahan lain.
Pernyataan ini muncul saat situasi nasional tengah panas akibat gelombang demonstrasi di Jakarta dan sejumlah daerah.
Aksi massa tersebut dipicu kemarahan publik setelah tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Dengan situasi yang terus memanas, Ferry mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan kekacauan demi kepentingan kekuasaan.
Editor : Murni A