Cegah Perundungan Sejak Dini, Menteri PPPA Serukan Sekolah sebagai Ruang Aman bagi Anak

Senin, 24 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jatengvox.com – Upaya menciptakan sekolah sebagai ruang aman bagi anak kembali ditekankan pemerintah.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengingatkan bahwa setiap anak memiliki martabat yang sama dan tidak boleh diperlakukan secara berbeda.

Baginya, sekolah seharusnya menjadi tempat di mana anak merasa dihargai, bukan tempat yang membuat mereka takut atau tertekan.

Arifah menegaskan bahwa anak-anak yang sedang menghadapi masalah tidak boleh dijauhi atau menjadi bahan ejekan.

Sebaliknya, lingkungan sekolah harus hadir sebagai ruang yang merangkul dan membantu mereka menemukan solusi.

“Sekolah akan nyaman kalau semua saling membantu dan menghargai, sehingga bebas dari perundungan,” ujarnya dalam keterangan pada Minggu (23/11/2025).

Baca juga:  KKN UIN Walisongo Ajak Warga Dawung Lor Atasi Masalah Lingkungan dengan Biopori

Konteks ini semakin relevan di tengah meningkatnya kasus perundungan yang sering kali bermula dari hal sederhana—gestur, ucapan, atau candaan berlebihan yang kemudian berkembang menjadi kekerasan terselubung.

Selain mengajak siswa saling mendukung, Arifah juga menyoroti peran guru sebagai sosok kunci dalam membentuk karakter generasi muda.

Ia menyebut, menciptakan suasana sekolah yang damai hanya mungkin dilakukan bila ada penghormatan terhadap guru.

“Menghormati guru berarti menghargai proses pendidikan itu sendiri. Tanpa mereka, kita tidak akan menjadi apa-apa,” tuturnya.

Pesan ini mengingatkan kembali pada nilai-nilai dasar pendidikan yang kadang tergerus di tengah perubahan sosial dan tekanan akademik.

Di banyak sekolah, relasi yang harmonis antara guru dan siswa terbukti mampu menurunkan risiko konflik dan meningkatkan kenyamanan belajar.

Baca juga:  Mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 24 Gelar Pelatihan Hidup Bersih dan Sehat di KB Boegenviel di Desa Banjarejo

Dari sisi legislatif, Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian, menambahkan bahwa pencegahan kekerasan terhadap anak tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.

Menurutnya, banyak kasus yang terjadi di lingkungan pendidikan justru berakar dari dinamika di rumah atau komunitas sosial anak.

“Sering kali pelaku kekerasan di sekolah adalah korban kekerasan di rumah,” jelasnya. Pola ini menunjukkan bahwa persoalan perundungan adalah fenomena berlapis, yang perlu ditangani bukan hanya dari satu pintu.

Hetifah menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Ini termasuk kewaspadaan terhadap perilaku dan interaksi anak, baik di dunia nyata maupun digital.

Baca juga:  Kebersamaan Warga Desa Pamriyan dan KKN UIN Walisongo Warnai HUT RI ke-80

Dalam pernyataannya, Hetifah mengingatkan pentingnya perhatian orang tua dan guru terhadap aktivitas anak, terutama di era digital yang membuat interaksi semakin luas dan sulit dipantau.

Pergaulan, gim online, hingga konten internet menjadi faktor yang sangat memengaruhi perkembangan perilaku anak.

“Setiap perubahan perilaku harus dikenali. Kita tidak bisa lagi bersikap masa bodoh,” ujarnya.

Ia menambahkan, memahami dengan siapa anak berkomunikasi, apa yang mereka mainkan, dan siapa teman dekatnya sangat penting untuk mencegah gejala perundungan sejak dini.

Kewaspadaan ini bukan berarti membatasi anak secara berlebihan, melainkan membangun komunikasi yang hangat dan terbuka—hal yang kadang terlupa dalam kesibukan orang tua sehari-hari.

Editor : Murni A

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel jatengvox.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dampingi Anak Terdampak Banjir, Kemenkomdigi Perluas Layanan Psikososial di Kota Padang
DPR RI Desak Pemerintah Perkuat Respons Bencana di Sumatra, Keselamatan Warga Harus Jadi Prioritas
Menag Nasaruddin Umar Ajak Umat Beragama Gerakkan Kesadaran Merawat Alam
Banjir Ganggu Sekolah di Beberapa Daerah, Kemendikdasmen Pastikan Belajar Tetap Berjalan
Kemendikdasmen Soroti Pentingnya Dongeng sebagai Ruang Kreativitas Anak
Ribuan Warga Padati MAJT, Taj Yasin Ajak Doakan Korban Bencana dalam Jateng Bersholawat
SIT Robbani Kendal Gelar Aksi Donasi untuk Korban Banjir Sumatra, Libatkan Siswa dan Guru
Ruang Bersama Indonesia Diluncurkan di Rawa Buaya, Dorong Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Berita Terkait

Minggu, 7 Desember 2025 - 12:34 WIB

Dampingi Anak Terdampak Banjir, Kemenkomdigi Perluas Layanan Psikososial di Kota Padang

Minggu, 7 Desember 2025 - 09:34 WIB

DPR RI Desak Pemerintah Perkuat Respons Bencana di Sumatra, Keselamatan Warga Harus Jadi Prioritas

Minggu, 7 Desember 2025 - 06:42 WIB

Menag Nasaruddin Umar Ajak Umat Beragama Gerakkan Kesadaran Merawat Alam

Sabtu, 6 Desember 2025 - 16:14 WIB

Banjir Ganggu Sekolah di Beberapa Daerah, Kemendikdasmen Pastikan Belajar Tetap Berjalan

Sabtu, 6 Desember 2025 - 14:01 WIB

Kemendikdasmen Soroti Pentingnya Dongeng sebagai Ruang Kreativitas Anak

Berita Terbaru