Jatengvox.com – Provinsi Jawa Tengah tengah memberi perhatian serius pada penguatan budaya literasi. Dengan lebih dari 6.000 perpustakaan desa dan sekitar 500 Taman Baca Masyarakat (TBM) yang tersebar di 35 kabupaten/kota, potensi literasi masyarakat desa sebenarnya sangat besar.
Namun tanpa penggerak yang aktif, fasilitas tersebut sering kali tidak hidup sebagaimana mestinya.
Dari sinilah gagasan untuk menghadirkan Relawan Literasi Masyarakat (Relima) muncul. Bunda Literasi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, menilai kehadiran relawan adalah kunci untuk menghidupkan kembali aktivitas membaca di tengah warga.
Dalam audiensi bersama Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Provinsi Jateng, Nawal menyampaikan rencana pembentukan Relima di seluruh kabupaten/kota.
Relawan ini nantinya tak hanya bergerak di perpustakaan desa, tetapi juga di TBM.
Melalui Relima, berbagai kegiatan literasi akan digencarkan—mulai dari silent reading, storytelling, hingga aktivitas kreatif lain yang bisa menarik minat baca anak, remaja, hingga warga lanjut usia.
Menurut Nawal, relawan ini bukan sekadar penjaga perpustakaan, melainkan motor penggerak suasana belajar yang menyenangkan. “Kita ingin literasi kembali terasa dekat dengan masyarakat,” ujarnya.
Tak berhenti di desa, aktivitas literasi juga akan menyentuh pusat kota. Nawal mengungkap rencana menjadikan Taman Indonesia Kaya (TIK) di Semarang sebagai Taman Literasi Jawa Tengah.
Ruang publik ini dinilai strategis sebagai pusat interaksi masyarakat. Dengan menghadirkan sudut baca, ruang diskusi, atau kegiatan komunitas literasi, TIK diharapkan menjadi titik temu baru bagi warga yang ingin terlibat dalam dunia literasi.
Nawal juga membuka peluang kerja sama dengan Pemkot Semarang dan bahkan melibatkan gerakan Pramuka sebagai relawan.
Menariknya, gerakan literasi ini tidak hanya menyasar anak sekolah. Nawal menegaskan bahwa seluruh rantai masyarakat perlu disentuh.
Karena itu, ia mendorong setiap Posyandu di Jateng memiliki galeri literasi, sejalan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan.
Gagasan ini sekaligus untuk mengajak orang tua—terutama ibu—lebih dekat dengan budaya membaca sejak anak usia dini.
Sebagai upaya besar yang melibatkan banyak pihak, pada 2026 mendatang Jateng berencana menggelar Festival dan Jambore Literasi.
Ajang ini menjadi wadah bagi berbagai komunitas literasi, PAUD, hingga pengelola perpustakaan desa untuk berbagi inspirasi.
Kepala Dinas Arpus Provinsi Jateng, Rahmah Nur Hayati, memastikan langkah konkret segera dimulai.
Pada Rabu (19/11/2025), pihaknya menggelar rapat koordinasi dengan seluruh Bunda Literasi kabupaten/kota dan jajaran Arpus daerah untuk mematangkan pembentukan Relima.
Rahmah menegaskan, gerakan literasi tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.
“Dari PAUD sampai lansia, dari desa hingga provinsi, semua harus bergerak,” ujarnya.
Pembentukan relawan dianggap penting untuk memastikan ribuan perpustakaan desa dan TBM benar-benar menjadi ruang belajar yang hidup.
Editor : Murni A













