Jatengvox.com – Mahasiswa KKN Posko 30 UIN Walisongo mengunjungi salah satu kebun alpukat di Desa Tamanrejo, pada 11 November 2025, untuk mengenal lebih dekat proses budidaya alpukat sekaligus membantu digitalisasi usaha petani setempat.
Kunjungan ini meliputi pembuatan Google Maps lokasi kebun agar lebih mudah ditemukan oleh pelanggan.
Bapak Vian, seorang petani sekaligus pelaku UMKM kini menjadi salah satu penggerak ekonomi lokal berkat ketekunannya menanam alpukat sejak tahun 2020.
Kebun miliknya terletak di Dusun Watubelah dan menjadi tujuan kunjungan mahasiswa KKN Posko 30.
Adapun yang membuat usaha ini istimewa, seluruh proses mulai dari menanam, merawat, hingga memanen dilakukan langsung oleh sang petani.
“Saya belajar semua dari YouTube,” ujarnya sambil tersenyum.
Dari pembelajaran otodidak itu, kini beliau berhasil menanam berbagai jenis alpukat unggul seperti Markus, Peluang, dan Simanis.
Panen dilakukan dua kali dalam setahun, dan pada puncak musim sekitar bulan Juli–Agustus, harga alpukat bisa mencapai Rp30.000 per kilogram.
Dari satu pohon, keuntungan bisa menembus Rp4 juta per kintal. Hasil panen kemudian dijual ke pengepul, yang menyalurkannya ke pasar dan supermarket di berbagai daerah.
Selain menjual hasil panen, petani ini juga membuka usaha penjualan bibit alpukat, membuka peluang bagi warga sekitar yang ingin menanam sendiri di rumah.
Semangatnya membuktikan bahwa kemauan belajar dan kerja keras dapat membuka jalan menuju keberhasilan.
Dengan adanya dukungan dari mahasiswa KKN melalui program digitalisasi, diharapkan usaha kebun alpukat ini bisa semakin dikenal luas, menjangkau pasar yang lebih besar, dan menginspirasi petani muda lainnya di Desa Tamanrejo.
Editor : Murni A













