Jatengvox.com – Empat hari penuh semangat, kreativitas, dan intelektualitas mewarnai gelaran FATAGURATION 2025 yang diselenggarakan oleh DEMA FITK UIN Walisongo Semarang.
Acara tahunan ini menjadi momentum besar bagi sivitas akademika FITK untuk menyalakan semangat kolaborasi, kompetisi, dan pergerakan mahasiswa yang berkarakter.
FATAGURATION resmi dibuka dengan nuansa religius melalui “FITK Bersholawatan” yang diiringi grup rebana El Bita.
Suara shalawat menggema di tengah antusiasme peserta yang memenuhi aula pembukaan.
Seusai acara, DEMA FITK menggelar Publik Hearing Dekanat, forum dialog terbuka antara mahasiswa dan jajaran dekanat untuk menyampaikan aspirasi serta gagasan demi kemajuan fakultas.
“Publik hearing ini bukan sekadar mendengar, tetapi memastikan suara mahasiswa menjadi bagian dari arah kebijakan fakultas,” ujar salah satu panitia pada Jumat, 24 Oktober 2025.
Memasuki hari kedua, suasana kampus berubah menjadi arena semangat kompetitif dengan dimulainya Tarbiyah Competition, ajang perlombaan terbesar antarjurusan di FITK.
Beragam lomba digelar, mulai dari bidang keagamaan seperti MHQ, Tilawah, Khitobah, dan MSQ, hingga bidang olahraga dan seni seperti badminton tunggal dan ganda putra-putri, futsal, Pop Solo, Tarbiyah 100, dan lomba debat.
Kompetisi yang berlangsung selama tiga hari ini memancarkan semangat sportivitas dan kebersamaan antar mahasiswa.
Malam harinya, bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional, DEMA FITK menghadirkan suasana penuh makna melalui Khataman Al-Qur’an yang diikuti para hafidz dan hafidzah se-FITK.
Kegiatan ini menjadi momen reflektif yang memadukan nilai spiritual dan semangat intelektual mahasiswa tarbiyah.
Hari ketiga menjadi momentum intelektual paling berkesan dengan terselenggaranya Diskusi Panel Publik bertajuk “Srawung Rasa, Majelis Gagasan Mahasiswa.”
Acara ini menghadirkan tiga pembicara inspiratif: Ibu Hijriah, S.Pd.I, Mba Laila Fajrin Rauf, M.Pd., dan Mas Afiq Nur C., S.E., yang membahas tema seputar pendidikan inklusif, kesetaraan gender, dan aktivisme kreatif di era modern.
Dalam pemaparannya, Mas Afiq Nur C. menegaskan bahwa aktivisme mahasiswa tidak selalu harus diwujudkan dalam bentuk demonstrasi atau orasi di jalanan.
“Aktivisme bisa hadir dalam berbagai bentuk tulisan, karya seni, atau bahkan musik. Semua itu adalah bahasa perlawanan yang elegan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, “Jika ingin melakukan gerakan, pelajarilah dahulu isu yang akan dikawal agar tidak terjebak dalam pergerakan tanpa arah.”
Sementara itu, Mba Hijriah mengajak mahasiswa agar tidak ragu menyalurkan ide dan perasaannya melalui karya.
“Menulis puisi pun bisa menjadi bentuk aktivisme. Melalui karya sastra, kita bisa menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan,” tuturnya.
Sedangkan Mba Laila Fajrin Rauf menekankan pentingnya kesetaraan di ruang akademik.
“Kampus harus menjadi tempat yang aman bagi semua, tanpa diskriminasi gender maupun latar belakang,” ucapnya dengan tegas.
Diskusi ini berlangsung hangat dan inspiratif, diakhiri dengan penampilan kreatif dari para talenta FITK yang menambah nuansa apresiatif di tengah refleksi gagasan dan idealisme mahasiswa.
Hari terakhir menjadi puncak kemeriahan FATAGURATION 2025. Setelah seluruh rangkaian lomba berakhir, malam penutupan digelar dengan megah dan penuh euforia.

Selain mengumumkan para juara lomba, DEMA FITK juga memberikan penghargaan khusus kepada organisasi mahasiswa terbaik.
Tahun ini, HMJ PGMI dinobatkan sebagai Ormawa Terbaik, HMJ PIAUD meraih Administrasi Terbaik, HMJ PGMI juga menyabet Keuangan Terbaik, dan HMJ PAI memperoleh predikat Kominfo Terbaik.
Sementara itu, Jurusan PAI berhasil meraih Juara Umum Tarbiyah Competition 2025.
Malam puncak penutupan semakin meriah dengan penampilan spektakuler dari DJ Endico, yang membangkitkan antusiasme seluruh peserta.
Sorak sorai, tawa, dan kebersamaan menjadi penanda berakhirnya FATAGURATION 2025 dengan penuh kesan dan kebanggaan.
Presiden DEMA FITK dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan harapan besar terhadap keberlanjutan semangat mahasiswa.
“FATAGURATION bukan sekadar ajang seremonial, tapi ruang untuk menumbuhkan kolaborasi, membangun tradisi, dan merawat semangat pergerakan mahasiswa yang berintelektual dan humanis,” ujarnya.
Kemeriahan malam itu menjadi simbol keberhasilan DEMA FITK menghadirkan event yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mencerdaskan dan memperkuat solidaritas.
Penulis : Rasyailendrawi Hayyun
Editor : Murni A













