Jatengvox.com – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak dalam menjaga kualitas demokrasi.
Kali ini, lembaga pengawas Pemilu itu menggandeng Universitas Nasional (UNAS) Jakarta dalam kegiatan bertajuk “Sinergi Universitas dan Pengawas Pemilu Melalui Literasi Data”.
Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi data pengawasan pemilu, terutama di kalangan akademisi dan mahasiswa, agar mampu berperan aktif dalam mengawal jalannya pesta demokrasi secara transparan dan berintegritas.
Anggota Bawaslu RI, Puadi, dalam sambutannya di Menara UNAS, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Oktober 2025), menekankan bahwa Pemilu merupakan arena yang sarat kepentingan politik dari berbagai pihak.
Karena itu, pengawasan yang kuat dan berbasis data menjadi hal yang mutlak diperlukan.
“Pemilu selalu berada di tengah interaksi kepentingan antara aktor. KPU dengan kewenangan teknisnya, partai politik dengan orientasi menang, kandidat dengan modal politiknya, dan pemerintah dengan birokrasi. Semua ini saling berkesinambungan,” ujar Puadi.
Menurutnya, dalam kondisi seperti itu, masyarakat sipil dan media berperan penting sebagai kontrol sosial agar kompetisi politik tetap berjalan sehat.
“Transparansi dan integritas adalah prinsip utama yang harus dijaga, baik oleh pengawas Pemilu maupun oleh civitas akademika,” tambahnya.
Melalui program literasi data ini, Bawaslu ingin menanamkan kesadaran bahwa pengawasan Pemilu bukan hanya tanggung jawab lembaga formal, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
Mahasiswa dan kampus diharapkan menjadi mitra kritis dalam memastikan proses demokrasi berlangsung jujur dan adil.
Puadi, yang juga menjabat sebagai Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data, dan Informasi Bawaslu RI, menegaskan bahwa Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri.
“Kami membutuhkan partisipasi publik. Kolaborasi dan koordinasi menjadi kunci agar pengawasan Pemilu berjalan efektif,” ucapnya.
Kehadiran perguruan tinggi dalam ekosistem pengawasan Pemilu, lanjut Puadi, dapat memperkaya perspektif pengawasan berbasis data dan riset.
Dengan begitu, hasil pengawasan tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga analitis dan solutif.
Program literasi data bersama UNAS ini menjadi langkah konkret Bawaslu dalam mengadaptasi perkembangan zaman, di mana data menjadi pusat pengambilan keputusan dan kebijakan publik.
Selain memperkuat kapasitas pengawas, kegiatan ini juga membuka ruang partisipasi masyarakat luas melalui jalur akademik.
“Bawaslu tidak hanya bertugas menemukan pelanggaran atau menyelesaikan sengketa, tapi juga memastikan agar kompetisi politik berjalan adil,” tegas Puadi.
Editor : Murni A