Jatengvox.com – Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kemenag 2025 resmi dibuka dengan suasana meriah dan penuh harapan.
Acara perkuliahan perdana ini berlangsung secara hybrid, terpusat di UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (3/9/2025).
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama, Jeane Marie Tulung, hadir bersama jajaran pejabat Kemenag, sekaligus menyaksikan momentum penting yang diikuti ribuan guru agama dari seluruh Indonesia.
Sejak awal, program PPG Kemenag 2025 telah mencuri perhatian karena lonjakan jumlah pesertanya yang sangat besar.
Berdasarkan data resmi Kementerian Agama, tercatat ada 206.411 guru yang mengikuti program ini, meningkat drastis hingga 700 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 29.933 peserta.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut angka ini sebagai tonggak bersejarah. “Ini bukan sekadar angka, melainkan bukti komitmen negara dalam mencetak guru profesional, berintegritas, dan menjadi teladan bagi generasi bangsa,” ujarnya.
Pemerintah pun tak main-main dalam mendukung program ini. Menurut Menag, anggaran sebesar Rp165 miliar dialokasikan untuk PPG tahun ini.
Meski kondisi anggaran negara tengah dalam tahap efisiensi, pendidikan tetap ditempatkan sebagai prioritas utama.
“Di tengah efisiensi anggaran, kita tetap memandang pendidikan sebagai investasi strategis. Karena kunci pembangunan bangsa ada pada guru,” tegasnya.
Keberhasilan Kemenag dalam menuntaskan PPG tahun ini pun mendapat sorotan positif. Hingga kini, sudah ada 91.028 Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam jabatan yang berhasil menuntaskan sertifikasi, menjadi capaian pertama sepanjang sejarah penyelenggaraan PPG.
Tak hanya itu, sertifikasi juga diraih oleh 94.736 guru madrasah, 10.848 guru Kristen, 5.558 guru Katolik, 3.771 guru Hindu, dan 530 guru Buddha.
Dalam pidatonya, Menag menekankan bahwa guru profesional wajib menguasai empat kompetensi utama, yakni learning how to learn, learning how to teach, teaching how to learn, dan teaching how to teach.
Menurutnya, profesi guru adalah profesi mulia, bahkan Rasulullah SAW sendiri bersabda bahwa beliau diutus sebagai muallim atau pengajar.
“Karena itu, PPG harus dipandang sebagai ruang transformasi, bukan sekadar syarat administratif,” ungkapnya.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno menjelaskan bahwa PPG Kemenag 2025 disusun dengan model fleksibel melalui sistem Learning Management System (LMS).
Dengan skema daring dan luring ini, guru tetap dapat menjalankan kewajiban mengajar sambil mengikuti perkuliahan profesi.
“Selain menyiapkan guru yang profesional, program ini juga mengedepankan visi Kurikulum Berbasis Cinta,” katanya.
Ia juga menambahkan pesan mendalam, “Metodologi lebih penting dari materi, guru lebih penting dari metodologi, dan jiwa guru lebih penting dari guru itu sendiri. PPG harus melahirkan guru dengan jiwa profesional dan moralitas yang kuat.”
Suasana pembukaan makin syahdu dengan doa lintas agama yang dipanjatkan secara bersama-sama.
Guru Islam, Kristen, Katolik, Hindu, hingga Buddha bersatu dalam doa untuk keselamatan bangsa.
Momen ini sekaligus menegaskan peran penting guru agama sebagai penjaga persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia.
Tak heran bila Menag menyebut pencapaian ini sejalan dengan visi besar pemerintah.
PPG tahun ini diharapkan mendukung Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden dalam membangun SDM unggul, serta Asta Protas Kemenag yang mengedepankan pendidikan ramah, unggul, dan terintegrasi.
Editor : Murni A