Jatengvox.com – Mahasiswa KKN Reguler 85 UIN Walisongo Posko 22 Desa Ngabean melaksanakan kegiatan kunjungan ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ngabean sebagai bagian dari program kerja bidang sosial, kesehatan, dan lingkungan pada Selasa, 11 November 2025.
Kunjungan ini dihadiri oleh Pak Bisri selaku pengelola BUMDes, Bu Yeni sebagai bendahara, dan Mas Rafi sebagai sekretaris BUMDes.
Kausar, selaku ketua divisi sosial, kesehatan, dan lingkungan Posko 22, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memahami lebih dalam mengenai usaha milik desa serta sistem peternakan yang dijalankan sebagai penunjang ekonomi masyarakat.
“Kami ingin belajar langsung bagaimana BUMDes Ngabean mengelola usaha desa, khususnya di bidang peternakan ayam petelur dan kambing yang menjadi salah satu sumber ekonomi baru bagi warga,” ujar Kausar.
BUMDes Ngabean saat ini tengah fokus mengembangkan unit usaha peternakan ayam petelur dan kambing. Lokasi peternakan ayam berada di Dusun Ngabean, sedangkan peternakan kambing dikelola di Dusun Kliwonan dan Gowok.
Sebelumnya, BUMDes sempat mengelola peternakan sapi, namun kini kegiatan tersebut dihentikan karena memerlukan modal yang besar dengan hasil yang kurang stabil.
Fokus kemudian dialihkan pada ayam petelur, yang dinilai lebih prospektif, berkelanjutan, dan cepat menghasilkan.
Peternakan ayam yang baru berjalan selama tiga hari ini telah memiliki sekitar 1.000 ekor ayam berusia 15 minggu.
Dalam waktu 5 minggu lagi sekitar 20 minggu, ayam-ayam tersebut akan memasuki masa produktif dan mulai menghasilkan telur.
Usaha peternakan ayam BUMDes Ngabean difokuskan pada produksi telur konsumsi, bukan telur tetas.
Telur yang dihasilkan juga memiliki tingkatan kualitas, salah satunya telur omega yang dihasilkan dari ayam dengan pakan berkualitas tinggi.
Komposisi pakan menjadi kunci utama dalam menentukan kualitas telur. Pakan ayam terdiri dari jagung, katul, dan konsentrat, yang dibeli langsung dari pabrikan.

Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yaitu pukul 06.00 sebanyak 40% dan pukul 17.00 sebanyak 60% dari total kebutuhan harian. Pakan harus selalu habis agar nafsu makan dan produktivitas ayam tetap terjaga.
“Ayam mulai memasuki masa produktif pada usia 20 minggu dengan tingkat produksi mencapai 90%, atau setara dengan satu butir telur per ekor setiap hari. Masa produktif berlangsung selama lima bulan, hingga ayam memasuki masa afkir (sekitar usia dua tahun). Setelah itu, ayam diganti dengan ayam muda yang telah siap beradaptasi di kandang untuk melanjutkan siklus produksi” ujar Pak Bisri.
Dalam hal kesehatan, ayam rutin diberikan vitamin selama satu minggu penuh pada masa awal, kemudian dilanjutkan tiga kali seminggu. Pemberian obat dilakukan sesuai kebutuhan dan jenis penyakit yang muncul.
Ciri ayam yang sakit biasanya dapat dilihat dari perubahan pada wajah, posisi leher yang menekuk, serta kondisi kotoran yang tidak normal.
Kandang ayam berukuran 30 × 30 cm untuk dua ekor ayam. Ke depan, pengelola berencana melakukan riset sistem satu kandang satu ayam agar dapat memantau produktivitas secara lebih efisien.
Selain menghasilkan telur, kotoran ayam juga dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang dijual kepada pengepul dan pedagang sayur di sekitar wilayah desa.
Sementara itu, usaha peternakan kambing masih berjalan dengan baik, meskipun harga jual di pasaran belum stabil.
Dengan pengelolaan yang semakin terarah dan manajemen yang sistematis, BUMDes Ngabean diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi desa serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Kegiatan kunjungan ini memberikan banyak pelajaran bagi mahasiswa KKN Posko 22 mengenai pengelolaan usaha desa berbasis potensi lokal.
“Kami banyak belajar tentang manajemen peternakan dan bagaimana BUMDes bisa menjadi motor penggerak ekonomi warga. Ini pengalaman yang sangat berharga bagi kami,” tutur salah satu mahasiswa peserta kegiatan.
Melalui kunjungan ini, mahasiswa KKN Reguler 85 Posko 22 berkomitmen untuk mendukung promosi dan pengembangan potensi ekonomi Desa Ngabean agar semakin dikenal dan berkembang di masa depan.
Editor : Murni A













