Jatengvox.com – Desa Lerep kembali menegaskan posisinya sebagai desa wisata budaya dengan menyelenggarakan Kadeso Lerep Culture Festival 2025.
Acara yang hanya diadakan Setiap setahun sekali dan berlangsung di selama tiga hari – dimulai tanggal 7 dan berakhir pada tanggal 10 September ini penuh semangat, dihadiri oleh warga desa, pengunjung, dan tamu dari berbagai wilayah.
Festival ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang hiburan, tetapi juga sebagai platform untuk menjaga budaya lokal dan mempererat persatuan antar anggota komunitas.
Kadeso, yang diambil dari istilah kagiyatan desa, adalah kegiatan tahunan yang telah menjadi ciri khas Desa Lerep.
Tradisi budaya ini dilaksanakan sebagai wujud Syukur atas berkah dari Tuhan yang Maha Kuasa serta tradisi ini juga mencerminkan dedikasi warga Lerep untuk melindungi warisan tradisi nenek moyang sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Acara dimulai dengan kirab budaya yang menampilkan beragam kelompok seni dari Setiap RT yang ada di Dusun Lerep.
Penduduk mengenakan pakaian tradisional dari berbagai daerah sambil membawa hasil panen sebagai ungkapan syukur.
Kirab tersebut mengelilingi dusun, diiringi oleh musik gamelan atau music modern, dan tarian tradisional. Tak sedikit dari para peserta kirab memutarakan alunan musik yang mereka bawa.
Suasana yang sakral sekaligus meriah terus membangkitkan antusiasme para penonton maupun peserta yang hadir menyaksikan kirab ini.
Selain kirab, festival juga menyajikan pertunjukan seni tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, seperti tarian Bali, Sunda, Jawa, dll.
Setiap penampilan mendapatkan sambutan hangat dari penonton, khususnya generasi muda yang semakin jarang menyaksikan kesenian lokal mereka.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Lerep menekankan bahwa Kadeso Culture Festival adalah wujud nyata komitmen warga dalam mempertahankan identitas budaya desa.
“Festival ini bukan hanya sekadar hiburan, namun juga sebagai alat pendidikan bagi generasi muda untuk mengenali, mencintai, dan melestarikan budaya Jawa. Kami ingin Lerep diingat bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan tradisi dan kebersamaan warganya,” tuturnya.
Menariknya, tahun ini festival melibatkan mahasiswa KKN dari berbagai perguruan tinggi.
Mereka berkontribusi aktif dalam mempromosikan acara, mendokumentasikan, serta mendampingi kegiatan kreatif anak-anak.
Partisipasi mahasiswa membawa nuansa baru dan memperkuat hubungan antara dunia akademis dengan komunitas desa.
Festival ini juga menarik perhatian wisatawan. Banyak pengunjung dari luar daerah datang untuk menyaksikan keseruan Kadeso secara langsung.
Hal ini berdampak positif bagi ekonomi lokal, khususnya bagi para pelaku UMKM, pedagang kuliner, dan penyedia layanan pariwisata.
Beberapa wisatawan bahkan mengungkapkan kekaguman mereka terhadap keaslian tradisi yang masih terpelihara di tengah gempuran modernisasi.
Acara puncak ditutup dengan pertunjukan wayang kulit selama semalam yang mengangkat kisah tentang nilai-nilai kebijaksanaan dan kerukunan.
Pertunjukan ini tak hanya sebagai hiburan, melainkan juga sebagai media untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat.
Dengan diadakannya Kadeso Lerep Culture Festival 2025, Desa Lerep sekali lagi menegaskan bahwa tradisi dan budaya dapat berperan penting dalam pembangunan desa.
Lebih dari sekadar perayaan rakyat, festival ini menjadi simbol kebanggaan, kebersamaan, dan identitas yang terajut kuat dalam masyarakat.
Ke depan, masyarakat berharap Kadeso tidak hanya menjadi acara tahunan, tetapi juga berkembang menjadi daya tarik pariwisata budaya yang dapat memperkuat ekonomi lokal dan melestarikan warisan budaya untuk generasi yang akan datang.
Editor : Murni A