Jatengvox.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi meluncurkan kebijakan baru yang memberikan fasilitas naik MRT, LRT, Transjakarta, hingga Mikrotrans secara gratis bagi pekerja dengan pendapatan maksimal Rp6,2 juta per bulan.
Kebijakan ini segera menarik perhatian publik karena dinilai menjadi angin segar bagi pekerja yang selama ini terbebani biaya transportasi di ibu kota.
Langkah ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, Fahira Idris.
Menurutnya, kebijakan Gubernur DKI Pramono Anung merupakan bukti nyata keberpihakan pemerintah terhadap kelompok yang paling terdampak inflasi biaya hidup.
Fahira menilai kebijakan tersebut sangat relevan dengan kebutuhan warga Jakarta saat ini.
Ia menyebut tingginya ongkos transportasi telah memakan porsi signifikan dari pendapatan pekerja, terutama mereka yang berpenghasilan di bawah Rp6,2 juta.
“Biaya transportasi bisa mengambil sepertiga gaji setiap bulan. Kebijakan ini benar-benar membantu warga,” kata Fahira di Kompleks Parlemen, Senayan, pada Kamis (13/11/2025).
Menurutnya, keputusan Gubernur Pramono bukan sekadar solusi jangka pendek, tetapi langkah strategis yang memberi ruang bernapas bagi para pekerja.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Pergub DKI Jakarta Nomor 33 Tahun 2025 tentang Pemberian Layanan Angkutan Umum Massal Gratis.
Penerima fasilitas cukup memiliki Kartu Pekerja Jakarta (KPJ) dengan batas penghasilan maksimal Rp6.206.275 atau 1,15 kali UMP DKI 2025.
Menurut Fahira, manfaat kebijakan ini tidak hanya sekadar subsidi transportasi. Penghematan 25–30 persen dari pendapatan bulanan adalah efek langsung yang bisa dirasakan pekerja.
Dana yang biasanya habis untuk ongkos pulang-pergi kini bisa dialihkan untuk kebutuhan keluarga, pendidikan, atau bahkan tabungan.
Jika dihitung dalam jangka panjang, kebijakan ini berpotensi meningkatkan kualitas hidup ribuan pekerja. Hal ini menjadi penting terutama di tengah biaya hidup Jakarta yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Selain aspek ekonomi, ada manfaat ekologis yang diharapkan muncul dari kebijakan ini. Dengan transportasi gratis, warga diprediksi akan semakin tertarik beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.
Fahira mencatat bahwa jangkauan transportasi publik Jakarta kini sudah mencapai lebih dari 91 persen wilayah. Meski demikian, tingkat pengguna aktif baru menyentuh sekitar 20 persen.
Ia optimistis kebijakan ini mampu mendongkrak angka tersebut hingga 30 persen dalam waktu dekat.
“Jika lebih banyak warga naik transportasi umum, dampaknya langsung terasa: polusi berkurang, kualitas udara membaik, dan mobilitas menjadi lebih efisien,” ujarnya.
Editor : Murni A













