Jatengvox.com – Aula Kecamatan Getasan tampak lebih ramai dari biasanya pada Selasa pagi, 5 Agustus 2025. Suasana penuh semangat kemanusiaan terasa sejak pukul 09.00 WIB, ketika puluhan warga Desa Manggihan dan sekitarnya mulai berdatangan untuk mengikuti kegiatan donor darah yang diadakan oleh Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko 51 UIN Walisongo Semarang.
Bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kecamatan Getasan, kegiatan ini menjadi program unggulan dari Divisi Kesehatan Lingkungan Kelompok KKN Posko 51.
Tercatat sebanyak 58 orang mendaftar sebagai calon pendonor. Proses skrining dilakukan secara cermat oleh tim medis dari PMI, meliputi pengecekan tekanan darah, kadar hemoglobin (HB), serta penilaian kondisi fisik umum.
Dari jumlah tersebut, 48 orang dinyatakan memenuhi syarat medis untuk mendonorkan darahnya, sementara 10 lainnya harus ditunda karena tidak lolos skrining, sebagian besar karena tekanan darah rendah atau HB di bawah ambang batas.
“Kami sangat mengapresiasi antusiasme masyarakat Desa Manggihan, terutama generasi muda yang begitu antusias dan sadar akan pentingnya aksi kemanusiaan seperti ini,” ujar S selaku petugas teknis dari PMI Kecamatan Getasan.
Ia menambahkan bahwa setiap kantong darah yang dikumpulkan hari itu akan sangat berguna bagi pasien-pasien di rumah sakit dan pusat layanan kesehatan yang membutuhkan transfusi, terutama dalam kondisi darurat.

Kelompok KKN Posko 51 UIN Walisongo merancang kegiatan ini sebagai respon dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya donor darah, memperkuat nilai solidaritas sosial, dan secara langsung mendukung ketersediaan stok darah di Kabupaten Semarang yang saat ini masih tergolong tinggi kebutuhannya.
“Donor darah adalah bentuk kepedulian yang paling nyata. Dengan satu kantong darah, kita bisa menyelamatkan nyawa orang lain,” jelas Dwi Wahyu Hidayat, Ketua Divisi Kesehatan Lingkungan Kelompok KKN Posko 51.
Ia juga menyebut bahwa kegiatan ini disiapkan dengan matang selama dua pekan. “Kami memulai dari tahap sosialisasi ke warga, koordinasi intensif dengan PMI, hingga teknis pelaksanaan. Semua dijalankan bersama tim,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya simbolis, tapi menjadi bagian dari edukasi berkelanjutan terkait gaya hidup sehat dan kontribusi sosial.
Selain donor darah, rangkaian kegiatan juga mencakup pemeriksaan kesehatan dasar bagi warga dan pemberian konsumsi ringan seperti snack kotak, air mineral, biskuit, susu, dan suplemen vitamin C kepada para pendonor.
Semua aspek tersebut menjadi bagian dari upaya menciptakan pengalaman donor yang nyaman dan informatif.
Kegiatan ini tak hanya menyasar warga umum, tetapi juga berhasil menggerakkan partisipasi tokoh masyarakat seperti polisi, tentara, serta pegawai kecamatan.
“Saya bangga melihat adik-adik mahasiswa bisa menggugah warga untuk terlibat. Semoga ini jadi kegiatan rutin dan lebih banyak lagi yang ikut,” ujar salah satu polisi dengan inisial D yang telah mendonorkan darahnya.
Editor : Murni A