Jatengvox.com – Menjelang bulan suci Ramadan, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI mengambil langkah strategis dengan memusatkan program bantuan kemanusiaan bagi wilayah Sumatra yang terdampak bencana.
Kebijakan ini menjadi bentuk nyata kepedulian nasional terhadap para penyintas di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang hingga kini masih berjuang memulihkan kehidupan mereka.
Ramadan dipandang bukan hanya sebagai bulan ibadah, tetapi juga momentum penguatan solidaritas sosial.
Di tengah kondisi darurat yang dialami ribuan keluarga, Baznas ingin memastikan nilai kepedulian dan gotong royong hadir secara konkret melalui program kemanusiaan yang terarah dan berkelanjutan.
Ketua Baznas RI, Prof. KH Noor Achmad, menegaskan bahwa fokus bantuan ke Sumatra merupakan keputusan yang dirancang dengan mempertimbangkan urgensi kondisi lapangan serta semangat kebersamaan Ramadan.
Menurutnya, penghimpunan zakat, infak, dan sedekah pada tahun ini akan dikonsentrasikan untuk mendukung pemulihan wilayah terdampak bencana di Sumatra.
Langkah tersebut diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan dan meringankan beban para penyintas.
“Ramadan adalah waktu terbaik untuk memperkuat solidaritas. Karena itu, perolehan Baznas pada periode ini kami fokuskan sepenuhnya untuk bantuan Sumatra,” ujar Kiai Noor dalam konferensi pers bertajuk “Sambut Ramadan, Pulihkan Sumatra” di Jakarta.
Ia menambahkan, pendekatan ini tidak hanya bersifat darurat, tetapi juga mencakup fase pemulihan jangka menengah hingga panjang.
Sejak bencana melanda sejumlah wilayah di Sumatra, Baznas langsung bergerak cepat. Pemantauan situasi dilakukan sejak hari pertama, diikuti rapat koordinasi nasional yang melibatkan seluruh Baznas daerah.
Langkah tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pembukaan donasi khusus Sumatra serta pengiriman bantuan ke tiga provinsi terdampak.
Tidak hanya bantuan logistik, Baznas juga mengerahkan personel teknis dan relawan untuk mendukung penanganan di lapangan.
Pendekatan terintegrasi ini menjadi kunci agar bantuan dapat menjangkau wilayah-wilayah terdampak secara merata, termasuk daerah yang sulit diakses.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar para penyintas, Baznas telah mendirikan 54 dapur umum dan membuka 135 titik distribusi logistik di wilayah terdampak bencana.
Dari dapur umum tersebut, puluhan ribu porsi makanan disalurkan setiap hari. Bantuan pangan ini menjadi kebutuhan paling mendesak, terutama bagi keluarga yang kehilangan rumah, akses dapur, dan mata pencaharian.
Selain makanan siap saji, Baznas juga menyalurkan paket logistik keluarga, air bersih, serta kebutuhan dasar lainnya untuk menjaga kesehatan dan daya tahan para penyintas di tengah kondisi darurat.
Tidak hanya fokus pada pangan, Baznas juga memberikan perhatian serius pada layanan kesehatan. Puluhan pos layanan medis telah didirikan dan didukung oleh tenaga profesional, mulai dari dokter, perawat, apoteker, hingga bidan.
Layanan ini penting untuk mencegah munculnya penyakit pascabencana, terutama di lokasi pengungsian yang rawan terhadap gangguan kesehatan.
Selain itu, Baznas turut menyediakan dukungan sarana komunikasi di wilayah yang sulit dijangkau jaringan. Fasilitas ini membantu koordinasi bantuan agar distribusi logistik dan layanan tetap berjalan efektif.
Dalam pemaparannya, Kiai Noor menyoroti bahwa tantangan terbesar justru akan muncul pada fase pemulihan pascatanggap darurat. Ia menggambarkan tingkat kerusakan di sejumlah wilayah tergolong parah, bahkan menghapus jejak permukiman dan lahan pertanian warga.
Kondisi tersebut menuntut perhatian jangka panjang, tidak hanya untuk membangun kembali hunian, tetapi juga memulihkan sumber penghidupan masyarakat. Oleh karena itu, Baznas menyiapkan program pemulihan yang berkelanjutan agar para penyintas dapat kembali bangkit secara mandiri.
Sementara itu, Pimpinan Baznas RI Bidang Pengumpulan, Dr. H. Rizaludin Kurniawan, menyampaikan perkembangan penghimpunan dana bantuan Sumatra.
Hingga saat ini, total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp28 miliar. Dana tersebut berasal dari Baznas Pusat, Baznas Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta titipan dari Lembaga Amil Zakat (LAZ).
“Dari jumlah tersebut, dana yang sudah disalurkan mencapai Rp23,3 miliar,” ujarnya.
Rizaludin menjelaskan, donasi berasal dari ribuan donatur individu, ratusan lembaga dan komunitas, serta kontribusi Baznas daerah melalui berbagai kanal. Pengumpulan digital dan ritel menjadi penyumbang terbesar, disusul partisipasi dari sektor perusahaan.
Dalam rangka menyambut Ramadan, Rizaludin juga mengajak masyarakat Muslim untuk bersama-sama memperkuat upaya pemulihan Sumatra.
Ia menyebut sejumlah kebutuhan yang masih mendesak, seperti pembersihan tempat ibadah, pembangunan hunian sementara (huntara), masjid darurat, serta penyediaan sanitasi air dan fasilitas MCK bagi para penyintas.
“Ramadan adalah bulan kepedulian. Mari kita hadirkan keberkahan Ramadan bagi saudara-saudara kita di Sumatra,” ajaknya.
Editor : Murni A













