IHSG Sempat Menguat, Kini Terkapar di Zona Merah! Ada Apa dengan Pasar?

ihsg

Jatengvox.com – Baru-baru ini, investor sempat disambut dengan optimisme saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan zona hijau.

Namun, euforia tersebut tidak bertahan lama. Hanya dalam hitungan menit, IHSG justru berbalik arah ke zona merah.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Berdasarkan data RTI per Jumat (21/3/2025), IHSG mengawali perdagangan di level 6.418,39.

Sayangnya, hanya berselang beberapa menit, tepatnya pukul 09.20 WIB, IHSG mengalami pelemahan hingga ke level 6.331,83, atau turun 49 poin (0,78%).

Baca juga:  Dana BPJS Gratis untuk Rakyat Miskin Ada, Tapi Banyak yang Gagal Dapat Gara-Gara Ini

Sepanjang sesi awal perdagangan, IHSG bergerak di rentang 6.426,16 sebagai titik tertinggi dan 6.324,93 sebagai level terendah.

Volume transaksi yang tercatat mencapai 2 miliar saham dengan nilai mencapai Rp 2,26 triliun, sementara frekuensi perdagangan mencapai 163.375 kali.

Jika melihat pergerakan saham, 135 saham mengalami kenaikan, sementara 290 saham melemah, dan 189 saham lainnya stagnan.

Baca juga:  Panduan Lengkap Mengenai Program Keluarga Harapan (PKH) 2025

Situasi ini menunjukkan adanya tekanan jual yang cukup kuat di pasar.

Tidak hanya pada perdagangan harian, tren pelemahan IHSG juga terlihat secara jangka panjang.

Dalam sepekan terakhir, IHSG terkoreksi sebesar 2,85%, sementara dalam sebulan terakhir turun hingga 6,96%.

Jika ditarik lebih jauh, dalam tiga bulan terakhir IHSG sudah anjlok 15,20%, bahkan dalam enam bulan mencapai 17,82%.

Baca juga:  PLN Kasih Diskon 50% Tambah Daya Listrik! Cuma Sampai 23 Mei 2025, Cek Syaratnya

Secara year to date, IHSG tercatat telah melemah 10,59%, dan jika dihitung dalam satu tahun terakhir, total pelemahannya mencapai 13,71%.

Kondisi ini tentu memunculkan pertanyaan besar di kalangan pelaku pasar.

Apakah ini hanya koreksi sementara? Ataukah ada faktor global dan domestik yang menyebabkan IHSG terus melemah?

Yang jelas, para investor harus semakin waspada dan cermat dalam mengambil keputusan di tengah ketidakpastian pasar.***

Pos terkait

mandira-ads