Tak Ada Ampun! Mahasiswa dan Pemuda di Semarang Desak Jokowi Diadili

adili jokowi

Jatengvox.com – Semarang kembali memanas dengan aksi demonstrasi yang menuntut kejelasan hukum terhadap kebijakan dan janji-janji yang dianggap tidak ditepati oleh mantan Presiden Joko Widodo.

Pada Rabu (12/02/2025), puluhan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Semarang Mengadili (ARSM) berkumpul di depan Kampus III UIN Walisongo, Semarang.

Mereka menggelar aksi protes yang menuntut aparat hukum untuk segera mengambil langkah tegas dalam mengusut berbagai kasus yang diwariskan oleh Jokowi.

Baca juga:  Program OASIS Schoolyards Jadi Bukti Sekolah Bisa Selamatkan Lingkungan Mulai dari Halaman Sendiri

Spanduk besar bertuliskan “NKRI HARGA MATI, MARI ADILI JOKOWI!” terbentang di antara kerumunan massa yang penuh semangat meneriakkan tuntutan mereka.

Koordinator aksi, M. Eden Lukmanul Hakim, menegaskan bahwa tuntutan ini tidaklah muncul begitu saja, melainkan sebagai respons atas berbagai fakta.

“Jokowi telah melakukan kebohongan publik besar sejak awal maju sebagai presiden. Mana mobil Esemka, mana uang 11.000 triliun, mana jutaan lapangan pekerjaan untuk rakyat yang makin melarat ini,” teriak Eden dengan menggunakan pengeras suara.

Baca juga:  Pengobatan Gratis bagi Korban Banjir di Patebon oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

Tuntutan utama dalam aksi ini cukup tegas dan menyeluruh.

ARSM menginginkan adanya tindakan hukum terhadap Jokowi dan keluarganya serta pengusutan terhadap menteri-menteri yang dianggap sebagai titipan Jokowi.

Mereka juga mendesak agar penegak hukum tetap netral dan tidak berpihak pada kepentingan tertentu, serta meminta Presiden Prabowo untuk menghapus segala pengaruh Jokowi di dalam pemerintahan yang baru.

Baca juga:  Promedia Teknologi Indonesia Gelar Seminar BRI Journalism 360, Strategi Membangun Jurnalisme Berkualitas di Era Digital

Tak hanya sekadar orasi, ARSM juga memberikan ultimatum bahwa aksi ini tidak akan berhenti dalam satu kali unjuk rasa saja.

Mereka bertekad untuk terus turun ke jalan setiap hari Rabu jika tuntutan yang mereka sampaikan tidak segera mendapat respons dari pihak berwenang.

“Kami memegang prinsip pantang berhenti sebelum ditepati,” tegas Eden.***

Pos terkait

mandira-ads