APP Group Perkuat Forest Positive Policy di COP30, Soroti Peran Masyarakat dan Pembiayaan Karbon

Kamis, 20 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jatengvox.com – Pada perhelatan COP30 di Belém, Brasil, APP Group kembali menegaskan komitmennya untuk terlibat aktif dalam aksi iklim global.

Di tengah meningkatnya urgensi krisis lingkungan, perusahaan mendorong kolaborasi lintas sektor sebagai pondasi utama menghadirkan solusi iklim yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Dalam forum internasional ini, suara dari dunia usaha, lembaga riset, hingga organisasi lingkungan menyatu untuk mencari arah bersama dalam menjaga masa depan hutan tropis.

Direktur APP Group, Suhendra Wiriadinata, menyampaikan bahwa keberlanjutan kini bukan lagi sekadar program tambahan, tetapi fondasi dari strategi bisnis perusahaan.

Ia menegaskan bahwa investasi restorasi, konservasi, dan teknologi menjadi elemen penting dalam memastikan ketahanan industri pada masa depan.

Melalui platform Regenesis, APP Group mendorong transformasi menuju Forest Positive Policy, pendekatan yang menempatkan perlindungan hutan sebagai inti operasional.

Komitmen ini diwujudkan melalui investasi tahunan yang difokuskan pada restorasi ekosistem, konservasi, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Baca juga:  Transaksi Bursa Efek Indonesia Jateng II Melonjak, Literasi Pasar Modal Jadi Pendorong Utama

Kerangka tersebut selaras dengan target nasional FOLU Net Sink 2030 dan implementasi Article 6 Perjanjian Paris, sekaligus memperkuat kontribusi perusahaan dalam tata kelola pasar karbon nasional — sebuah sektor yang kian strategis bagi pendanaan iklim.

Dari perspektif lingkungan, Direktur WWF Indonesia, Aditya Bayunanda, mengingatkan bahwa efektivitas intervensi iklim sangat bergantung pada pemilihan wilayah prioritas.

Tidak hanya area yang menyimpan stok karbon tinggi, tetapi juga wilayah yang memiliki keanekaragaman hayati besar serta nilai sosial dan budaya penting.

Menurut Aditya, memperhatikan keragaman jasa lingkungan adalah kunci untuk memastikan intervensi tidak sekadar menekan emisi, tetapi juga memperkaya nilai ekologi dan sosial di tingkat lokal.

Ia menilai pendekatan semacam ini mampu memberikan added value yang memperkuat posisi perusahaan di tingkat global.

Peneliti CIFOR–ICRAF, Beria Leimona, menambahkan bahwa keberhasilan program konservasi tidak hanya ditentukan oleh sains, tetapi juga legitimasi sosial.

Baca juga:  Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hidupkan Kembali Rutinitas Senam Mingguan di Dusun Krajan

Ia menekankan pentingnya mendengarkan pengetahuan lokal yang sudah teruji secara turun-temurun.

Beria menilai kolaborasi hanya dapat bertahan jika masyarakat terlibat sebagai bagian dari proses negosiasi dan bukan sekadar penerima manfaat.

Tanpa itu, program restorasi mudah kehilangan kepercayaan publik dan sulit mencapai dampak jangka panjang.

Semangat kolaborasi global tercermin dalam peluncuran Tropical Forests Forever Facility, sebuah inisiatif yang menghubungkan negara, lembaga internasional, dan sektor swasta untuk memperkuat perlindungan hutan tropis.

Platform ini digadang-gadang sebagai ruang inovasi pendanaan dan aksi kolektif yang dapat mempercepat penanganan deforestasi.

Deputi Menko Bidang Aksesibilitas dan Keamanan Pangan, Nani Hendiarti, menggarisbawahi pentingnya pendekatan berbasis komunitas.

Menurutnya, perlindungan hutan hanya dapat bertahan jika masyarakat sekitar merasakan manfaat nyata.

Nani juga menyoroti kemitraan Indonesia–UEA yang mendorong konservasi hutan melalui model pendanaan inovatif.

“Menanam pohon itu penting, tetapi memastikan masyarakat memperoleh manfaat ekonomi dan sosial jauh lebih menentukan,” katanya.

Baca juga:  Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 20 Laksanakan Program Bimbingan Belajar Bersama Anak-Anak Sekitar Posko

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari, Laksmi Wijayanti, menekankan bahwa inovasi pembiayaan — termasuk carbon financing dan blended funding — dapat menjadi jembatan antara modal global dan aksi lokal.

Dengan integritas yang kuat, mekanisme ini berpotensi memulihkan jutaan hektare lahan, memperkuat ekosistem, sekaligus meningkatkan mata pencaharian masyarakat.

Pernyataan ini selaras dengan dorongan internasional untuk memastikan bahwa pembiayaan iklim tidak hanya mengandalkan dukungan negara, tetapi membuka ruang bagi kolaborasi sektor swasta dan filantropi.

Chief Sustainability Officer APP Group, Elim Sritaba, menegaskan bahwa tata kelola iklim membutuhkan pendekatan yang holistik.

Kerangka Regenesis dirancang untuk menggabungkan bukti ilmiah dengan realitas sosial agar keputusan yang diambil tidak hanya tepat sasaran, tetapi juga dapat diterima masyarakat.

Pendekatan yang seimbang antara sains dan konteks lapangan ini, menurut Elim, menjadi kunci agar aksi iklim mampu berjalan konsisten dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Editor : Murni A

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel jatengvox.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

PBB Tegaskan Integritas Wilayah Ukraina Harus Dihormati dalam Setiap Upaya Perdamaian
Pelni Beri Diskon Tiket hingga 20 Persen untuk Libur Nataru 2025/2026, Ini Rute dan Kapal yang Disiapkan
Ombudsman RI Dorong Integrasi Pengawasan Perlintasan untuk Tekan Lonjakan Kasus TPPO
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Dorong Digitalisasi UMKM untuk Penguatan Ekonomi Kreatif di Boja
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Dorong Digitalisasi UMKM Salamsari lewat Pemasangan Banner dan Google Maps
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2025 Capai 5,04 Persen, Didukung Konsumsi dan Ekspor
Indonesia Perkuat Perlindungan Anak, PPPA dan UNICEF Soroti Kemajuan serta Tantangan ke Depan
Pemerintah Resmi Berlakukan Diskon Transportasi Nataru 2025/2026, Mobilitas Warga Dipacu Jelang Akhir Tahun

Berita Terkait

Sabtu, 22 November 2025 - 16:24 WIB

PBB Tegaskan Integritas Wilayah Ukraina Harus Dihormati dalam Setiap Upaya Perdamaian

Sabtu, 22 November 2025 - 08:27 WIB

Pelni Beri Diskon Tiket hingga 20 Persen untuk Libur Nataru 2025/2026, Ini Rute dan Kapal yang Disiapkan

Sabtu, 22 November 2025 - 05:20 WIB

Ombudsman RI Dorong Integrasi Pengawasan Perlintasan untuk Tekan Lonjakan Kasus TPPO

Jumat, 21 November 2025 - 15:02 WIB

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Dorong Digitalisasi UMKM Salamsari lewat Pemasangan Banner dan Google Maps

Jumat, 21 November 2025 - 14:38 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2025 Capai 5,04 Persen, Didukung Konsumsi dan Ekspor

Berita Terbaru