Jatengvox.com – Pemerintah Indonesia terus mengintensifkan komunikasi dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah, terutama Yordania, di tengah rencana pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza.
Langkah ini bukan hanya bagian dari upaya diplomatik, tetapi juga bentuk kepedulian Indonesia terhadap situasi kemanusiaan yang hingga kini belum menunjukkan tanda mereda.
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menegaskan bahwa rencana pengiriman pasukan masih berada pada tahap koordinasi dan pematangan teknis.
Pemerintah tidak ingin mengambil keputusan tergesa tanpa pertimbangan matang dari berbagai pihak yang berkepentingan.
“Semuanya masih dalam koordinasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Indonesia terus berkomunikasi dengan negara-negara sekitar Palestina, terutama Yordania, sebagai bagian dari apa yang disebut sebagai group of New York. Kelompok ini menjadi forum penting dalam menentukan langkah bersama terkait situasi Gaza.
Langkah hati-hati pemerintah ini mencerminkan pendekatan diplomasi Indonesia yang selalu mengedepankan dialog, konsensus, dan kerja sama regional.
Kunjungan kenegaraan Raja Abdullah II ke Indonesia turut memunculkan harapan baru dalam penguatan hubungan bilateral.
Menurut Sugiono, hubungan kedua negara tidak hanya berjalan secara formal, tetapi juga terjalin erat secara personal.
“Keduanya juga merupakan sahabat lama,” ujar Sugiono, merujuk pada kedekatan Presiden Indonesia dengan Raja Abdullah II yang sudah terbangun sejak masa keduanya aktif di dunia militer. Sejak lama, Indonesia dan Yordania menjalin kerja sama latihan militer, termasuk berbagai program pertahanan bersama.
Konteks ini menunjukkan bahwa kerja sama kedua negara tidak berdiri di ruang kosong, melainkan bertumpu pada sejarah panjang dan kepercayaan yang sudah terbangun.
Dalam pertemuan bilateral, Indonesia dan Yordania juga membahas peluang peningkatan kerja sama di sejumlah sektor strategis.
Raja Abdullah II dijadwalkan mengunjungi Danantara Indonesia untuk menjajaki kolaborasi lebih intensif, termasuk terkait komoditas fosfat — salah satu sumber daya penting Yordania.
Diskusi ini membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat pasokan bahan baku industri dan membuka pintu investasi baru.
Di sektor pertahanan, kedua negara sepakat memperkuat pelatihan militer bersama. Kolaborasi ini dinilai penting mengingat keduanya memiliki sejarah kerja sama solid di bidang keamanan.
Dalam konteks situasi Gaza, kolaborasi ini juga dapat membuka ruang koordinasi yang lebih erat terkait misi kemanusiaan.
Sugiono menambahkan bahwa kunjungan Raja Abdullah II bukan sekadar agenda kelembagaan, melainkan momentum diplomatik penting untuk memperkuat sinergi kedua negara.
Pertemuan tersebut menjadi ruang bagi Indonesia dan Yordania untuk merumuskan langkah bersama dalam merespons krisis kemanusiaan di Gaza.
Editor : Murni A













