Jatengvox.com – Sektor ekonomi kreatif Indonesia mencatat pencapaian gemilang. Hingga Oktober 2025, jumlah tenaga kerja di sektor ini mencapai 26,5 juta orang, melampaui target pemerintah sebesar 25,55 juta tenaga kerja untuk tahun berjalan.
Angka ini menunjukkan betapa kuatnya daya saing industri kreatif lokal di tengah tantangan ekonomi global.
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengungkapkan, capaian tersebut menjadi sinyal positif bagi perekonomian nasional.
“Investasi di sektor ekonomi kreatif sudah menyentuh 66 persen dari target 2025, sementara ekspor produk kreatif mendekati 50 persen,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, pada Kamis, 23 Oktober 2025.
Menurut Riefky, pertumbuhan ini tidak hanya tercermin dari angka, tetapi juga dari meningkatnya kualitas dan keberlanjutan pelaku usaha kreatif di berbagai daerah.
Pemerintah kini tengah mendorong kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan.
Dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang tercatat, tiga sektor masih mendominasi: fesyen, kuliner, dan kriya. Ketiganya berkontribusi besar terhadap peningkatan ekspor dan penyerapan tenaga kerja.
Produk-produk lokal seperti busana muslim, batik, makanan khas daerah, hingga kerajinan tangan kini mulai menembus pasar internasional.
“Banyak daerah kini menyadari bahwa ekonomi kreatif adalah mesin baru pertumbuhan ekonomi. Karena itu, kami mendorong pembentukan Dinas Ekonomi Kreatif di daerah untuk memperkuat koordinasi dan pembinaan,” jelas Riefky.
Saat ini, sudah ada 28 provinsi serta 81 kabupaten dan kota yang tengah membentuk dinas khusus ekonomi kreatif. Langkah ini diharapkan mampu memperluas lapangan kerja sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Ketua Dewan Penasihat KADIN Indonesia, Hashim S. Djojohadikusumo, menilai bahwa ekonomi kreatif telah menjadi penggerak utama ekonomi nasional.
Ia menyoroti peran besar generasi muda yang kini mendominasi sektor digital seperti animasi, gim, dan desain.
“Saya melihat potensi luar biasa dari anak-anak muda di Yogyakarta, Bandung, hingga Surabaya. Mereka tidak hanya kreatif, tapi juga punya daya saing global,” ujar Hashim.
Menurutnya, kreativitas anak muda ini bisa menjadi kekuatan ekspor baru Indonesia bila mendapat dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dan dunia usaha.
Editor : Murni A