Jatengvox.com – Jajaran pengurus Dekranasda Kota Semarang periode 2025–2030 resmi dilantik oleh Ketua Dekranasda Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, di Hotel Arus Semarang, pada Jumat, 26 September 2025.
Berdasarkan Surat Keputusan Dekranasda Jateng, kepengurusan baru ini dipimpin oleh V Djoko Riyanto sebagai Ketua, dengan Syahnaz Nadya Winarto menjabat Ketua Harian.
Pelantikan ini sekaligus menjadi momentum baru bagi Semarang dalam memperkuat ekosistem kerajinan lokal yang sudah lama menjadi kebanggaan daerah.
Kota Atlas dikenal sebagai salah satu pusat produk kreatif di Jawa Tengah, dengan karya UMKM yang bahkan sudah merambah pasar global.
Dalam sambutannya, Nawal menekankan pentingnya tiga hal utama yang harus menjadi prioritas pengurus Dekranasda Kota Semarang.
Pertama, pembinaan berkelanjutan untuk para pengrajin dan pelaku UMKM. Ia mendorong agar UMKM yang sudah sukses di level internasional ikut mendampingi UMKM baru yang masih merintis.
“Pendampingan ini penting untuk membangun ekosistem usaha yang saling menguatkan,” ujar Nawal.
Kedua, pemanfaatan digital marketing. Menurutnya, era digital membuka peluang besar bagi produk kerajinan untuk lebih dikenal luas tanpa batasan geografis.
Selain mengikuti event pameran, pelaku UMKM juga dituntut melek teknologi agar mampu bersaing di pasar global.
Ketiga, memperbanyak ajang business matching yang mempertemukan pelaku UMKM dengan calon pembeli maupun investor.
Nawal menilai kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Kadin dan Bank Indonesia, bisa memperkuat daya saing UMKM Semarang.
Semarang memiliki kekayaan produk kreatif yang beragam, mulai dari fesyen, aksesoris, hingga kriya berbahan limbah.
Produk-produk tersebut bukan hanya laris di dalam negeri, tetapi juga telah diekspor ke Asia dan Eropa.
“Contohnya, brand Rorokenes yang sudah tembus pasar internasional. Potensi seperti ini harus terus digali dan diperluas,” ungkap Nawal.
Ketua Harian Dekranasda Kota Semarang, Syahnaz Nadya Winarto, menambahkan bahwa pihaknya akan memperkuat pendampingan UMKM dari hulu hingga hilir.
Tujuannya tidak sekadar menembus pasar global, tetapi juga membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
“Kami ingin para pelaku UMKM semakin percaya diri, tidak hanya menjual produk, tetapi juga memiliki keterampilan marketing yang lebih kuat,” jelasnya.
Editor : Murni A