Aksi 25 Agustus–1 September Melahirkan 17+8 Tuntutan Rakyat: Desakan Paling Keras ke Prabowo dan DPR

Rabu, 3 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jatengvox.com – Gelombang demonstrasi yang berlangsung sejak 25 Agustus hingga 1 September 2025 di berbagai kota Indonesia ternyata berujung pada lahirnya sebuah agenda besar.

Sekelompok orang, yang suaranya semakin nyaring di media sosial, merumuskan apa yang mereka sebut sebagai 17+8 Tuntutan Rakyat.

Inilah rangkuman aspirasi publik yang saat ini tengah jadi bahan perbincangan hangat di jagat maya.

Gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat tidak muncul begitu saja. Para pemengaruh seperti Andovi Da Lopez, Salsa Erwin, hingga Jerome Polin disebut ikut menghimpun tuntutan yang berserakan di lini masa untuk kemudian dijadikan satu dokumen politik rakyat.

“Gerakan ini menuntut Prabowo untuk menarik TNI dari pengamanan sipil dan memastikan tidak ada kriminalisasi terhadap demonstran,” demikian salah satu butir tuntutan yang ditujukan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.

Tujuh belas tuntutan yang disusun memiliki batas waktu hingga 5 September 2025. Sedangkan delapan poin tambahan diberi tenggat waktu setahun.

Baca juga:  Prabowo Subianto Resmi Lantik Edy Hartono Jadi Kepala BNPT

Berikut beberapa isi penting yang kini jadi diskursus publik:

Desakan Kepada Presiden Prabowo Subianto

Selain soal TNI yang diminta kembali ke barak, publik juga menekan agar dibentuk Tim Investigasi Independen.

Tugas tim ini adalah menelisik tewasnya Affan Kurniawan, Umar Amarudin, maupun korban kekerasan aparat lain sepanjang demonstrasi 28–30 Agustus lalu dengan mandat jelas serta transparan.

DPR Jadi Sorotan

Tak hanya Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat juga kena semprit. Gerakan rakyat ini meminta agar DPR segera membekukan kenaikan gaji dan tunjangan anggota Dewan, sekaligus membatalkan fasilitas baru seperti tunjangan pensiun.

Publik juga menuntut transparansi anggaran DPR secara menyeluruh, mulai dari gaji, tunjangan rumah, hingga fasilitas yang dinikmati anggota.

“Publikasikan transparansi anggaran mulai dari gaji, tunjangan rumah, fasilitas DPR, dan lainnya,” demikian kutipan langsung dari dokumen tersebut.

Selain itu, Badan Kehormatan DPR didorong aktif memeriksa anggota yang bermasalah, termasuk membuka pintu bagi KPK untuk menyelidiki.

Baca juga:  Pertemuan Presiden Prabowo dan Pimpinan Parpol Sepakat Pangkas Hak Istimewa DPR

Partai Politik Diminta Turun Tangan

Tuntutan lain menyasar ketua umum partai politik. Mereka diminta bertindak tegas terhadap kader yang dianggap melanggar etika dan memicu amarah publik.

Bahkan, publik menuntut komitmen partai untuk berpihak pada rakyat di tengah situasi krisis serta melibatkan kader dalam ruang dialog bersama mahasiswa maupun masyarakat sipil.

Polri dan TNI Jadi Sorotan Serius

Polri tak luput dari sorotan. Gerakan ini menekankan agar kepolisian segera membebaskan seluruh demonstran yang ditahan, menghentikan tindakan represif, dan benar-benar menaati SOP pengendalian massa.

Lebih jauh lagi, Polri diminta menangkap dan memproses secara transparan anggota serta komandan yang memerintahkan kekerasan dan pelanggaran HAM.

Sementara itu, TNI didesak untuk kembali ke barak sepenuhnya.

“Tegakkan disiplin internal agar prajurit tak mengambil alih tugas Polri,” bunyi salah satu poin. Prajurit ditekankan untuk tidak memasuki ruang sipil selama krisis demokrasi berlangsung.

Baca juga:  Parlemen Sembunyi Saat Suara Rakyat Berbunyi

Tuntutan di Bidang Ekonomi

Tak hanya politik dan keamanan, sektor ekonomi juga menjadi perhatian. Gerakan ini menuntut kepastian upah layak bagi seluruh angkatan kerja, mulai dari guru, ojek online, tenaga kesehatan, hingga pekerja kontrak.

Pemerintah juga didorong mengambil langkah darurat mencegah PHK massal serta membuka dialog terbuka dengan serikat buruh soal upah minimum dan sistem outsourcing.

Delapan Tuntutan Jangka Panjang

Selain 17 tuntutan dengan tenggat pendek, ada pula 8 poin yang diberi batas waktu setahun. Beberapa di antaranya adalah reformasi besar-besaran DPR, pembenahan partai politik, reformasi kepolisian agar lebih profesional dan humanis, hingga penguatan Komnas HAM dan lembaga pengawas independen.

Tak ketinggalan, publik juga mendesak agar pemerintah segera menyusun sistem perpajakan yang lebih adil dan menuntaskan regulasi tentang perampasan aset koruptor.

Editor : Murni A

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel jatengvox.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pemerintah Gelar Cek Kesehatan Gratis di Pesantren, Wujud Kepedulian pada Kesejahteraan Santri
Kemenbud Luncurkan Platform Kompetisi Budaya GO! untuk Inovasi Digital Kebudayaan
Menkeu Pastikan Penagihan Pajak Dilakukan Secara Profesional, Bukan dengan Cara Preman
Kemkomdigi Tindak 3 Juta Konten Negatif, Mayoritas Judi Online dan Pornografi
Semarang dan Sekitarnya Terendam Banjir, BPBD Jateng Fokus pada Upaya Evakuasi dan Pompa Air
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Bantu Seleksi Peserta Pesta Siaga di SDN 02 Kalirejo
Ekonomi Kreatif Jadi Mesin Baru Pertumbuhan Indonesia, Tenaga Kerja Melonjak
PLN Umumkan Tarif Listrik Oktober–Desember 2025 Tidak Berubah untuk Semua Golongan

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 14:17 WIB

Pemerintah Gelar Cek Kesehatan Gratis di Pesantren, Wujud Kepedulian pada Kesejahteraan Santri

Jumat, 24 Oktober 2025 - 10:47 WIB

Kemenbud Luncurkan Platform Kompetisi Budaya GO! untuk Inovasi Digital Kebudayaan

Jumat, 24 Oktober 2025 - 08:27 WIB

Menkeu Pastikan Penagihan Pajak Dilakukan Secara Profesional, Bukan dengan Cara Preman

Jumat, 24 Oktober 2025 - 07:20 WIB

Kemkomdigi Tindak 3 Juta Konten Negatif, Mayoritas Judi Online dan Pornografi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 05:14 WIB

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Bantu Seleksi Peserta Pesta Siaga di SDN 02 Kalirejo

Berita Terbaru

Gaya Hidup

5 Imunisasi Dasar Lengkap yang Harus Diberikan pada Anak

Jumat, 24 Okt 2025 - 09:43 WIB