Jatengvox.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Angkatan 85 UIN Walisongo Semarang Posko 04 bersama Ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) Tectona grandis, sukses menggelar program sosialisasi dan praktik pembuatan lubang resapan biopori pada Minggu, 16 November 2025.
Kegiatan ini dipusatkan di Dusun Krajan, Desa Kedungsari, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal.
Mengusung semangat pelestarian lingkungan, kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan solusi praktis untuk mengatasi genangan air sekaligus mengelola sampah organik rumah tangga agar lebih bermanfaat bagi kesuburan tanah.
Puluhan Ibu-ibu KWT dan warga sekitar terlibat aktif dalam setiap sesi. Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB tersebut diawali dengan sambutan dari perwakilan tuan rumah, Ibu Tin.
Ia menyampaikan ucapan terima kasih atas inisiatif mahasiswa KKN dan memberikan gambaran singkat mengenai sejarah, tujuan, serta manfaat keberadaan KWT di dusun tersebut.
Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi utama, yaitu sosialisasi dan pemaparan materi oleh mahasiswa KKN.
Para peserta diperkenalkan kembali mengenai konsep lubang resapan biopori, manfaatnya untuk mengatasi sampah organik dan genangan air, serta pentingnya memiliki area resapan di lingkungan padat penduduk.
Sesi ini berlangsung interaktif, diwarnai dengan diskusi dan tanya jawab dari warga yang antusias.
Usai pemaparan materi, para peserta tak butuh waktu lama untuk langsung beraksi. Dengan semangat gotong royong, mahasiswa dan Ibu-ibu KWT bahu-membahu menyiapkan peralatan dan langsung memulai praktik pemasangan tabung pipa paralon biopori.

Sebanyak 8 titik lubang resapan biopori berhasil dibuat pada hari itu. Titik-titik ini tersebar strategis di tiga dusun, yaitu Jetak, Krajan, dan Baon.
Lokasi pemasangan difokuskan pada area rawan genangan, seperti di sekitar rumah Kepala Dusun, lingkungan TPQ, serta di lahan produktif milik KWT.
Gilang Soumena, selaku Koordinator KKN Posko 04 Kedungsari, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme warga.
“Kami sangat terkesan dengan semangat Ibu-ibu KWT. Program biopori ini adalah solusi sederhana namun dampaknya besar. Harapannya, warga bisa merasakan manfaatnya langsung, mengurangi genangan saat hujan, dan sampah organik dapur bisa diolah menjadi kompos di lubang biopori,” ujarnya.
Apresiasi tinggi juga datang dari Ibu Tin, perwakilan dari KWT. Ia mengaku sangat terbantu dengan inisiatif mahasiswa KKN.
“Kami merasa program ini sangat tepat sasaran. Anak-anak KKN tidak hanya memberi materi, tapi benar-benar mendampingi kami membuat lubangnya dari awal. Ini ilmu baru yang sangat bermanfaat bagi kami. Insya Allah akan kami rawat dan semoga bisa ditambah lagi titiknya,” ungkapnya.
Program ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam mencari solusi atas isu lingkungan.
Dengan adanya 8 titik biopori percontohan ini, diharapkan kesadaran warga mengenai pentingnya drainase dan pengelolaan sampah organik dapat meningkat secara praktis dan lestari.
Penulis : Tim KKN Posko 04
Editor : Murni A













