Jatengvox.com – Julukan “koboi” tiba-tiba melekat pada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa usai konferensi pers perdananya.
Mantan Ketua Dewan Komisioner LPS itu melontarkan pernyataan yang mengundang perhatian publik: gelombang demonstrasi yang marak di akhir Agustus 2025 akan mereda seiring keberhasilan pemerintah menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, saat kondisi membaik, masyarakat yang kini turun ke jalan akan lebih sibuk bekerja dan bisa menikmati hidup dengan layak.
Pernyataan yang lugas itu sontak menuai beragam reaksi. Ada yang menilainya blak-blakan, namun tak sedikit yang menganggapnya terlalu sembrono untuk level pejabat setinggi Menteri Keuangan.
Respons keras datang dari anggota Komisi XI DPR RI, Melchias Marcus Mekeng. Ia mengingatkan, gaya komunikasi “koboi” seperti itu sebaiknya dibarengi data valid dan hasil kerja nyata. Tanpa itu, ucapannya bisa dinilai hanya sekadar retorika.
Senada dengan Mekeng, Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, juga menyarankan agar Purbaya lebih berhati-hati.
Menurutnya, gaya komunikasi pejabat publik harus tertata rapi dan disesuaikan dengan lawan bicara.
Tak berhenti di sana, akademisi Universitas Gadjah Mada, Nyarwi Ahmad, menegaskan bahwa seorang menteri tidak hanya merepresentasikan dirinya, melainkan juga lembaga negara.
Karena itu, kehati-hatian dalam menyampaikan pesan menjadi keharusan. Nyarwi bahkan menyarankan agar Purbaya memanfaatkan tim komunikasi publik atau juru bicara agar setiap pesan sejalan dengan kebijakan pemerintah.
Namun, tidak semua pihak melihat negatif gaya komunikasi tersebut. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, justru memandang sisi positifnya.
Menurutnya, gaya bicara Purbaya yang lugas bisa memberi kesan apa adanya, tanpa pencitraan berlebihan.
“Pak Purbaya ini sering bicara dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami masyarakat,” ujar Adi. Menurutnya, sikap tersebut bisa menumbuhkan kepercayaan publik karena terkesan jujur dan menguasai bidang yang digelutinya.
Di sisi lain, Purbaya sendiri tidak menutup mata. Dalam acara serah terima jabatan pada 9 September 2025, ia mengakui ada perbedaan besar antara posisinya dulu di LPS dan perannya kini di Kementerian Keuangan.
Ia bahkan mengutip ucapan mantan Menkeu Sri Mulyani yang menyebutnya “kayak koboi” dalam berbicara. “Waktu di LPS nggak ada yang monitor, ternyata di Kementerian Keuangan beda. Salah ngomong bisa langsung dipelintir ke mana-mana,” ucapnya
Editor : Murni A