Jatengvox.com – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan kembali pentingnya prestasi olahraga Indonesia di panggung internasional.
Mengutip arahan Presiden Prabowo Subianto, ia mengingatkan bahwa kemajuan suatu negara tidak semata dihitung berdasarkan pertumbuhan ekonomi.
Kualitas sumber daya manusia, termasuk pencapaian atlet di ajang dunia, juga menjadi tolok ukur penting.
Namun, Mendagri menyayangkan rendahnya perhatian pemerintah daerah terhadap sektor kepemudaan dan olahraga.
Dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) nasional 2025 yang mencapai Rp1.399 triliun, porsi untuk sektor tersebut hanya sekitar 0,93 persen.
Dalam keterangan pers pada Kamis (4/12/2025), Tito mengungkapkan bahwa alokasi anggaran dari 552 daerah hanya menyentuh kisaran Rp13 triliun.
Pada level provinsi, total anggaran mencapai Rp4,86 triliun, sementara kabupaten dan kota masing-masing menganggarkan sekitar Rp6 triliun dan Rp2,1 triliun.
Tito juga menyoroti adanya jurang ketimpangan anggaran antardaerah. Jakarta menjadi salah satu yang paling besar dengan alokasi sekitar Rp1,2 triliun.
Di sisi lain, banyak daerah lain hanya mampu menyisihkan anggaran belasan hingga puluhan miliar rupiah—bahkan ada yang tidak sampai Rp1 miliar.
“Kalau anggarannya cuma puluhan juta, bagaimana lapangan dan pembinaan atlet bisa terurus?” kata Tito, menggambarkan betapa sulitnya daerah dengan anggaran minimal mempertahankan fasilitas dan program pembinaan.
Sebagai contoh ekstrem, Kabupaten Kutai Timur menjadi salah satu daerah yang justru memiliki alokasi terbesar untuk pemuda dan olahraga, yakni sekitar Rp286 miliar. Sementara beberapa wilayah lain hanya menganggarkan Rp150 juta hingga Rp60 juta.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga menegaskan kembali pentingnya ekosistem pembinaan olahraga nasional.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir di Istana Merdeka pada 25 November 2025, Presiden memberikan tiga instruksi utama, salah satunya menyangkut kesejahteraan atlet.
Erick Thohir menjelaskan bahwa Prabowo ingin memastikan program beasiswa LPDP bagi atlet dapat berjalan tepat sasaran.
Selain itu, pemerintah juga membuka peluang karier bagi atlet berprestasi untuk mengabdi di sektor pelayanan publik—sebuah langkah yang selama ini banyak ditunggu kalangan atlet.
Tak hanya itu, skema bonus untuk atlet SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade juga tengah ditinjau ulang.
Menurut Erick, pemerintah ingin memastikan perencanaan anggaran dilakukan secara matang dan proporsional.
Untuk mendorong Indonesia lebih kompetitif, Presiden Prabowo juga memutuskan adanya payung hukum baru untuk memperkuat fokus pemerintah pada 21 cabang olahraga prioritas menuju Olimpiade.
SEA Games dan Asian Games akan menjadi tolok ukur antara dalam proses pembinaan jangka panjang tersebut.
“Kita harus bergerak lebih efisien dan tepat sasaran. Pengiriman atlet harus berdasarkan target yang jelas, bukan sekadar mencoba-coba,” ujar Erick.
Editor : Murni A













