Mahasiswa KKN UIN Walisongo Kunjungi Sentra Genteng Tanah Liat di Desa Meteseh

Minggu, 2 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jatengvox.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Posko 13 UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan produksi ke salah satu pengrajin genteng tanah liat di Dusun Krajan Timur, Desa Meteseh, Kabupaten Kendal pada Sabtu, 1 November 2025.

Usaha produksi yang telah berjalan selama 33 tahun ini dikelola oleh pasangan suami istri, Pak Maryono dan Ibu Lastri, yang tetap melestarikan kerajinan genteng tanah liat tradisional di tengah gempuran genteng pabrikan.

Proses produksi genteng dilakukan sejak pagi hingga sore hari. Dengan dibantu hanya satu pekerja, Ibu Tarsinah—seorang lansia yang masih setia membantu penyetakan genteng—rumah produksi genteng “Super Mantili” mampu mencetak sekitar 250 buah genteng per hari.

Baca juga:  Dieng Resmi Jadi Geopark Nasional, Pemprov Jateng Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pelestarian Alam

“Saya bantu di sini buat nyari kegiatan aja, karena sekarang sudah nggak ada anak muda yang mau kerja kayak gini. Mereka lebih memilih kerja di pabrik,” ujar Ibu Tarsinah saat ditemui di lokasi.

Proses pembuatan genteng dimulai dari pengolahan bahan utama berupa tanah sawah yang dicampur pasir, tanah liat, dan tanah kuning.

Bahan tersebut digiling hingga halus, lalu dicetak menggunakan alat pres tradisional. Setelah dicetak, genteng dijemur di bawah terik matahari selama kurang lebih dua hari agar tahan retak.

Baca juga:  Mahasiswi KKN Moderasi Beragama UIN Walisongo Semarang Posko 06 Mengadakan Sosialisasi Bullying di Sekolah Dasar Negeri Sedayu

Genteng

Namun, curah hujan di bulan Oktober hingga awal November ini sedikit menghambat proses pengeringan.

“Genteng kering sepenuhnya bisa dua hari kalau panas. Kalau mendung bisa lebih lama lagi. Dari kemarin hujan terus, jadi masih banyak genteng yang belum kering,” imbuh Ibu Lastri.

Tahap akhir adalah proses pembakaran yang memakan waktu sekitar setengah malam, biasanya dimulai pukul 16.00 hingga selepas Isya. Sekali pembakaran bisa menampung 3.500–4.000 genteng.

Setiap genteng dijual seharga Rp1.100 per buah dan dijual per 100 genteng. Pembeli biasanya datang langsung ke rumah produksi, meski ada juga tengkulak dari toko bangunan sekitar.

Baca juga:  Bansos PKH dan BPNT Tahap 4 Cair Oktober 2025, Begini Cara Cek Nama Penerima

“Pembelinya rata-rata orang yang lagi bangun rumah, jadi beli langsung ke sini. Kalau tengkulak, harganya beda, jadi lebih murah,” tutur Ibu Lastri.

Kegiatan kunjungan ini memberikan pelajaran berharga bagi mahasiswa tentang kesabaran, kerja keras, dan semangat untuk melestarikan warisan lokal yang telah turun-temurun dijaga oleh masyarakat Dusun Krajan Timur.

Penulis : Febriana Setiyawati

Editor : Murni A

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel jatengvox.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

PPPA Dorong Revisi Perpres untuk Tangkis Ancaman Predator Daring terhadap Anak
Bebas Denda, Begini Cara Dapat Keringanan Lewat Program Pemutihan BPJS Kesehatan
Menkomdigi Ajak Generasi Muda Gunakan Teknologi Berlandaskan Etika dan Kemanusiaan
Rekayasa Cuaca Kurangi Hujan hingga 70 Persen, Warga Jateng Diminta Tetap Waspada Puncak Musim Basah
Peralihan Musim Hujan 2025-2026, BMKG Prediksi Hujan Lebat di Banyak Daerah
Rayakan Hari Wayang Nasional, Surakarta Bikin Karnaval Seru untuk Generasi Muda
Kemenag Luncurkan Asesmen Nasional Literasi Dasar Beragama 2025, Ukur Pemahaman dan Pengamalan Nilai Islam di Sekolah Dasar
Cek Penerima Bansos November 2025, Mulai PKH, BPNT hingga BLT Kesra Rp900 Ribu

Berita Terkait

Selasa, 4 November 2025 - 11:09 WIB

PPPA Dorong Revisi Perpres untuk Tangkis Ancaman Predator Daring terhadap Anak

Selasa, 4 November 2025 - 09:52 WIB

Bebas Denda, Begini Cara Dapat Keringanan Lewat Program Pemutihan BPJS Kesehatan

Selasa, 4 November 2025 - 08:46 WIB

Menkomdigi Ajak Generasi Muda Gunakan Teknologi Berlandaskan Etika dan Kemanusiaan

Selasa, 4 November 2025 - 06:00 WIB

Rekayasa Cuaca Kurangi Hujan hingga 70 Persen, Warga Jateng Diminta Tetap Waspada Puncak Musim Basah

Senin, 3 November 2025 - 15:58 WIB

Rayakan Hari Wayang Nasional, Surakarta Bikin Karnaval Seru untuk Generasi Muda

Berita Terbaru